PERSELINGKUHAN, selalu dianggap sebagai penyebab kegagalan pernikahan yang berujung pada perceraian. Jika Anda berpikir bergitu, Anda salah. Menurut Maryse Vaillant, seorang psikolog terkemuka asal Prancis, "Pria yang menjaga kekasih justru memperbaiki pernikahan mereka".
Di tengah himpitan beban pekerjaan yang menumpuk, tak lagi intens membuka komunikasi dengan istri dan hanya sebatas membahas hal-hal penting saja, tentang anak atau keperluan rumah tangga, ditengarai sebagai pemicu terjadinya perselingkuhan.
Meski begitu, dalam buku terbaru Maryse, "Men, Love, Fidelity" disebutkan, "Perselingkuhan adalah penting untuk fungsi psikis dari orang tertentu yang masih sangat mencintai, dan dapat membebaskan bagi perempuan."
Jadi jika suami Anda sudah menikmati pertemuan rahasia dengan wanita lain, jangan berlari ke arahnya sambil menggenggam pisau. Justru, untuk Anda ketahui, perselingkuhan bisa meningkatkan pernikahan Anda. Maryse mengatakan, perselingkuhan yang tidak menurut definisi, merupakan bukti cinta. Demikian yang dinukil dari Times of India, Jumat (19/11/2010).
Insinyur Charu Verma (29) setuju dengan pernyataan tersebut, "Kami praktis menghabiskan hidup di kantor, sehingga secara alami, orang akan dekat dengan rekan-rekannya. Dan mengapa menyalahkan laki-laki? Perempuan juga masuk ke dalam hubungan kenyamanan saat bekerja selama 12-15 jam sehari. Karena saya tidak bisa sering melihat suami, kita juga mulai sering berkelahi. Yang saya butuhkan adalah dukungan emosional, dan seorang rekan membantu saya keluar dari situasi tersebut. Mungkin itu salah bagi sebagian orang, tapi saya tidak akan menyebutnya kecurangan. Saya butuh pikiran dari hal-hal tertentu, dan hubungan suami, serta saya jadi baik-baik saja."
Chirag Bhalla (31), CA, merasa tidak ada yang salah dengan perselingkuhan. "Istri kita sangat berorientasi pada karier, mereka bersedia bekerja di kota berbeda untuk posisi yang lebih tinggi. Bagaimana kita seharusnya mengendalikan diri sendiri. Dan jika berselingkuh membantu seseorang menjalani kehidupan pernikahan yang normal, biarkan saja," katanya.
Tetapi ada orang-orang yang berpikir itu tidak dapat diterima. "Saya tidak setuju, karena itu merupakan ejekan dari kesetiaan. Jika pernikahan harus dinilai dengan jumlah satu urusan saja, kenapa harus menikah? Lebih baik tidak sama sekali," imbuh HR pro Deborah Stee
Baca Juga Yang Lainnya Tentang :