Higuita atau bernama lengkap Jose Rene Higuita Zapata merupakan penjaga gawang timnas Kolombia antara 1990 dan 1999. Pada masa itu, ia membawa perubahan pada sosok penjaga gawang yang stagnan dan selalu dinilai berdasar keberhasilannya menahan tendangan-tendangan lawan.
Penjaga gawang berambut gondrong ini tidak mau ruang geraknya dibatasi kotak penalti. Ia aktif membantu kawan-kawannya maju ke depan dan bahkan selalu meminta diberi kesempatan saat timnya memperoleh hadiah tendangan penalti. Keberaniannya ini didukung oleh keterampilannya yang tinggi dalam mengolah bola. Ia mampu melewati pemain belakang tim lawan dan masuk hingga ke wilayah penalti.
Sayang, pada Piala Dunia 1990 di Italia, tindakannya ini berakibat fatal saat Kolombia menghadapi Kamerun. Higuita kalah berebut bola dengan Roger Milla dan harus menyaksikan gawangnya kebobolan.
Namun, aksi-aksi individu Higuita di lapangan sangat menarik perhatian penonton. Dengan segala keberaniannya menabrak rambu-rambu di lapangan, ia mendapat julukan "El Loco" atau "Si Gila".
Kegilaan "El Loco" ini diperlihatkan juga di luar lapangan. Pada 1993, ia ditahan polisi setelah terlibat dalam sebuah tindak penculikan. Higuita yang dikenal memiliki hubungan luas di kalangan kartel obat bius Kolombia bertindak sebagai penghubung saat terjadi penculikan putri gembong obat bius Carlos Molina oleh pesaingnya, Pablo Escobar. Ia menjadi pembawa uang tebusan putri Molina dan memperoleh imbalan sebsar 64.000 dollar AS untuk itu.
Namun karena tindakan ini, ia dianggap terlibat dan harus mendekam di penjara selama tujuh bulan, meski kemudian dibebaskan. Sekeluar dari penjara, Higuita hanya berkomentar pendek, "Saya ini pemain sepak bola. Saya tidak tahu hukum mengenai penculikan," katanya.
Akibat mendekam di penjara, Higuita kehilangan kesempatan memperkuat Kolombia pada Piala Dunia 1994. Piala Dunia 1990 ternyata menjadi ajang terbesar yang pernah dikuti penjaga gawang eksentrik ini.
Pada masa pascapenjara inilah Higuita membuat satu tampilan yang kemudian menjadi fenomenal. Saat memperkuat tim Kolombia dalam pertandingan persahabatan melawan Inggris di Wembley pada 1995, ia melakukan suatu gerakan yang tidak pernah diduga orang. Saat itu, pemain Inggris, Jamie Redknapp, menendang bola melambung melewati kepala dan jangkauan Higuita. Penonton sudah menduga akan terjadi gol. Tanpa diduga penjaga gawang Kolombia ini menjatuhkan dirinya ke depan, melontarkan dua kaki ke udara dan menghalau bola dengan tumitnya.
Tindakan Higuita ini kemudian dikenal sebegai "tendangan kalajengking" atau "scorpion". Peristiwa ini menjadi satu dari 100 momen terbesar dalam sejarah olahraga versi Channel 4 pada 2002. Gerakan ini dianggap sulit dan terlalu bodoh apabila dilakukan seorang penjaga gawang. Bayangkan, bila tindakan ini gagal, ia akan menjadi bahan tertawaan dan cemooh dari penonton, teman sendiri, dan pemain lawan.
Namun nyatanya, banyak penjaga gawang yang kemudian berusaha untuk mengulangi apa yang dilakukan "El Loco" meski dengan variasi berbeda. Salah satunya adalah penjaga gawang klub KACM Marrakesh (Maroko), Hamza Boudlal, saat menghadapi OCK Marrakesh tahun ini. Saat kedudukan 1-1, pada menit ke-82, Boudlal melakukan gerakan tendangan "scorpion" meski dengan satu kaki untuk menghalau tendangan lawan. Untungnya berhasil.
Kembali ke Rene Higuita, untuk catatan akhir, dia mengundurkan diri sebagai pemain pada Januari 2010 saat berusia 44 tahun. Sebagai penjaga gawang, ia mencatat 68 cap bagi negaranya dan mencetak 8 gol.
Baca Juga Yang Lainnya Tentang :