Mungkin Anda adalah salah satu orang tua yang memiliki anak yang mulai memasuki usia sekolah tetapi masih saja suka ngompol. Kebiasaan mengompol pada anak yang beranjak memasuki usia sekolah memang cukup membuat ibu merasa khawatir, apakah ada yang salah dengan buah hatinya.
Tapi jangan terlalu khawatir! Sebuah studi yang dilakukan di Inggris menunjukkan hal tersebut ternyata hal yang wajar. Dari studi tersebut diketahui bahwa satu dari enam anak berusia kurang lebih lima tahun masih suka mengompol secara teratur. Satu dari tujuh anak yang berusia tujuh tahun juga suka ngompol dan 1-2% anak dengan usia di atas 10 tahun juga masih suka ngompol. ^_^
Mengompol secara umum disebabkan karena 2 faktor yakni :
Medis :
Menurut aspek medis, kebiasaan anak yang suka ngompol disebabkan karena kekurangan hormon Anti Diuretc Hormon (ADH). Akibatnya sang anak tidak bisa mengontrol produksi air kemihnya.
Menurut Dokter Sudung O. Pardede, spesialis penyakit ginjal dan saluran kandung kemih anak, kekurangan hormon ADH bukan disebabkan faktor keturunan, tapi karena beberapa penyakit seperti tumor atau infeksi otak. Bila ini penyebabnya, menurut Sudung, kemungkinan jaringan kelenjar hipofisis yang memproduksi hormon ADH akan
terganggu. “Dalam bahasa kedokteran ini disebut diabetes insipidus,” ujarnya.
Namun, menurut dokter sekaligus dosen Fakultas Universitas Indonesia ini, persentase anak yang kekurangan hormon ADH masih terbilang kecil. Anak yang menderita kelainan hormon ADH ini bisa diatasi dengan memberikan hormon buatan yang disebut desmopressin. Hormon buatan ini akan membantu meningkatkan hormon ADH di tubuh anak
sehingga si kecil bisa menyeimbangkan produksi air kemih dan pengeluarannya saat tidur.
Sejauh ini, pemberian desmopressin, menurut Sudung, tak mengakibatkan dampak negatif pada anak. Kecuali, pada beberapa anak yang sensitif mengakibatkan rasa pusing sesaat. “Pemakaian desmopressin juga mengurangi pengeluaran cairan dari tubuh, dan potensial membuat anak menahan cairan jika minum terlalu banyak setelah meminum obat.” Jadi, sangat penting bagi anak yang mendapatkan terapi desmopressin untuk mengurangi minum sebelum tidur.
Psikologis
Selain secara medis, anak suka ngompol bisa disebabkan karena faktor psikologis. Anak yang stres, tertekan, ketakutan atau tegang, bisa terjangkit penyakit ngompol. Karenanya, menurut Seto Mulyadi, yang biasa disapa dengan Kak Seto, anak suka ngompol sebaiknya jangan dimarahi. “Ini bisa jadi akan membuatnya ketakutan dan semakin sering mengompol,” ujarnya.
Dokter Zaki berpendapat sama. Menurutnya, secara psikologis, anak yang sering ngompol, bisa jadi karena kurang mendapatkan perhatian. Ia memberikan contoh anak bungsu. “Dia ngompol supaya mendapatkan perhatian,” ujar Dokter Zaki.
Yang tak kalah pentingnya, penyakit ngompol bisa juga disebabkan karena faktor genetik atau keturunan. Kalau di antara orang tuanya ada yang suka ngompol, maka ada kemungkinan anaknya pun suka ngompol. Sebuah data menyebutkan ngompol terjadi pada anak-anak laki-laki (60%) dan anak perempuan 40%. Bila salah satu orang tuanya waktu kecil suka ngompol, maka 44% dari anaknya memunyai risiko ngompol. Bila kedua orang tua waktu kecil suka ngompol, maka 77% dari anaknya memupunyai risiko ngompol.