Kemacetan super parah terjadi di luar ibukota China, Beijing. Semua mobil dan truk harus mengantri sepanjang 100 km untuk bisa sampai ke Beijing. Yang mengkhawatirkan, kemacetan ini sudah terjadi selama sembilan hari di sebagian jalur utama Beijing-Tibet.
Dalam siaran Senin, 23 Agustus 2010, stasiun televisi pemerintah China hanya mengabarkan bahwa kemacetan di jalan Beijing-Tibet itu mulai berangsur normal. Menurut harian The Global Times, kemacetan yang parah terjadi antara Kota Jining di Kawasan Mongolia Pedalaman dan Huai'an di Provinsi Hebei, yang terletak di barat laut Beijing.
Menurut laman stasiun televisi BBC, masalah itu disebabkan berbagai hambatan, seperti banyaknya mobil yang menuju Beijing dan sejumlah proyek galian maupun perbaikan jalan.
Menurut media setempat, proyek itu harus dilakukan untuk menambal lubang-lubang di jalan akibat sering dilalui truk berbeban besar. Proyek perbaikan jalan diperkirakan seluruhnya selesai pada pertengahan September.
Situasi itu pun dimanfaatkan sejumlah orang untuk mengeruk keuntungan. Di jalur antara Beijing dan Jining, para pedagang menjual makanan dan minuman dengan harga yang sangat tinggi, sehingga kian menambah kesal para pengendara, yang terpaksa menunggu sekian lama untuk bisa sampai ke tujuan.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi China yang pesat, jalur-jalur lintas provinsi pun semakin padat dengan kendaraan bermotor. Kendati pemerintah sudah membangun jalan-jalan baru, namun itu belum bisa secara layak menampung kapasitas kendaraan bermotor, yang jumlahnya terus bertambah.