Mereka yang memiliki wajah baby face atau seperti anak-anak kini punya alasan lain untuk berbangga diri. Studi terbaru di Denmark menyebutkan, mereka yang berwajah imut-imut rata-rata memiliki umur yang panjang. Hasil riset yang dipublikasikan secara online di British Medical Journal ini menyebutkan, wajah kekanak-kanakan merupakan salah satu indikator bahwa seseorang memiliki waktu hidup yang lebih lama. Seperti dilansir Associated Press, Selasa (15/12/2009), pada 2001 ilmuwan Denmark mengadakan sebuah pengujian kognitif dan tes yang melibatkan sekira 1.800 pasangan kembar berusia diatas 70 tahun. Selain tes, peneliti juga mengambil foto wajah mereka. Kemudian ada pula tiga kelompok partisipan yang tidak tahu usia para partisipan kembar, diminta untuk menebak berapa usia mereka. Para peneliti lalu mengikuti perkembangan para partisipan kembar itu selama tujuh tahun, untuk mengetahui berapa lama mereka hidup. Dari penelitian tersebut diketahui bahwa orang-orang yang wajahnya nampak lebih muda dari umur mereka yang sebenarnya, bisa lebih lama bertahan hidup. Kesimpulan ini di dapat setelah melibatkan faktor lainnya seperti jenis kelamin dan lingkungan. Semakin besar perbedaan penampilan usia yang ditampakkan pasangan kembar, maka semakin besar kemungkinan pasangan kembar dengan wajah terlihat lebih tua akan berumur pendek. Mereka juga menemukan sebuah penjelasan biologis yang cukup masuk akal untuk menjelaskan teori ini. Orang-orang yang nampak lebih muda dari usia sebenarnya cenderung memiliki telomeres yang lebih panjang. Telomeres merupakan komponen kunci pada DNA yang berhubungan dengan usia. Sebaliknya, orang-orang dengan telomeres lebih pendek diyakini akan berumur pendek. Peneliti menyebutkan, perkiraan usia, kerap digunakan para dokter sebagai indikator umum kesehatan seorang pasien. Pasalnya, perkiraan usia merupakan biomarker yang sangat baik untuk memprediksi daya tahan hidup seseorang, terutama pasien berusia di atas 70 tahun .