MATA merah, berair, dan susah fokus saat melihat
merupakan gejala mata lelah. Bila diabaikan, ini bisa mengganggu
aktivitas dan produktivitas Anda.
Bagaimana cara mengatasinya?
Tary, 12, terus-terusan mengucek mata. Tidak lama kemudian matanya pun
semakin berair. Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, mata Tary cukup sering
mengalami gangguan.
Dikatakan dokter, Tary memang mengalami
minus karena kebiasaannya membaca sambil tiduran di waktu kecil. Hal itu
juga diperparah saat memasuki sekolah, dengan padatnya kurikulum
sekolah unggulan dan tambahan les di luar jam sekolah.
“Kata
dokter mataku sering lelah karena sering salah melakukan aktivitas pada
mata,” ucap murid kelas 6 SD ini.
Dikatakan oleh ahli kesehatan
mata dari Klinik Mata Lelah Rumah Sakit Royal Progress Jakarta, dr
Cosmos Mangunsong SpM, di saat seseorang mengalami kelelahan fisik dalam
kehidupan sehari-hari yang bisa ditimbulkan dari pekerjaan di kantor,
aktivitas di rumah, aktivitas hobi, dan aktivitas lain yang pasti akan
menyerap energi kita, biasanya akan berujung pada rasa lelah.
Solusi
yang kita lakukan pada saat lelah adalah beristirahat sejenak kemudian
melanjutkan pekerjaan lagi. Nah, rasa lelah yang kita rasakan
sehari-hari umumnya karena kelelahan pada otot-otot alat gerak dan
otot-otot penyangga tubuh sehingga timbul rasa pegal dan lemas yang kita
identikkan dengan rasa lelah.
Kelelahan itu pun bisa terjadi
pada mata Anda. Panca indera yang berfungsi sebagai organ visual ini
adalah organ yang menentukan kesejahteraan hidup seseorang. Dalam
kehidupan sehari-hari, terlihat bahwa semakin baik pekerjaan seseorang,
maka membutuhkan ketajaman mata yang baik.
Pada
pekerjaan-pekerjaan tertentu bahkan kesehatan mata menyangkut
keselamatan orang banyak, seperti dokter yang melakukan pembedahan,
pilot, sopir, dan lainnya. Namun jangan salah, tidak hanya fisik yang
bisa lelah, mata juga dapat menjadi lelah (astenopia) dengan derajat
kelelahannya sangat bervariasi.
Cosmos menuturkan, penyebab
tersering dari mata lelah ini adalah aktivitas fokus pada melihat dekat
atau jarak baca yang berkepanjangan, melihat objek yang bergerak
sepanjang hari, kekurangan waktu istirahat, dan posisi membaca yang
salah.
“Bahkan kelelahan fisik umum yang terjadi pada badan kita
dan kurangnya asupan nutrisi serta antioksidan untuk mata diduga
menjadi penyebab mata lelah,” ujar staf pengajar Departemen Ilmu
Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.
Struktur
pembentuk media refraksi yang transparan tidak menimbulkan kelelahan
walaupun harus bekerja terus menerus.
Selain itu, sistem
persarafan mata dan foto reseptor yang menerima rangsang cahaya dalam
bentuk bayangan untuk diteruskan ke otak juga relatif tidak menimbulkan
sensasi kelelahan bila bekerja terus-menerus.
Namun apabila
asupan vitamin A tidak cukup ke dalam mata, maka bahan baku sel-sel
fotoreseptor berkurang sehingga dapat menimbulkan penurunan tajam
penglihatan.
“Sensasi rasa lelah yang kita rasakan disebabkan
oleh kelelahan otot akomodasi dan otot-otot penggerak bola mata,” ucap
dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Masih dijelaskan
Cosmos, apabila kita memfokuskan penglihatan terus-menerus yaitu pada
jarak baca, maka salah satu bagian otot akomodasi yang mencembungkan
bola mata akan berkontraksi terusmenerus sehingga menyebabkan kelelahan.
Sama
halnya apabila kita mengendarai kendaraan terus-menerus, mata kita akan
bergerak ke segala arah memerhatikan objek-objek di jalan.
“Gerakan
yang kontinu walaupun dapat terjadi di bawah sadar juga dapat
melelahkan mata,” ujar dokter yang juga menjadi aktivis dan peneliti
kesehatan mata masyarakat serta penyakit mata akibat kerja Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Apabila kelelahan otot
akomodasi dan otot penggerak bola mata terus terjadi, maka dapat
menyebabkan rasa kantuk pada mata, kesulitan memfokuskan penglihatan,
pegal di sekitar bola mata, mata berair atau perih, pusing, atau bahkan
disertai rasa mual.
“Kelelahan ini dapat bersifat sementara,
namun dapat juga menetap,” tandasnya kepada SINDO.
Dikatakan
oleh Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM,
dr Tri Rahayu SpM FIACLE, mata lelah juga bisa terjadi karena penggunaan
kontak lensa. Gangguan mata yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari
tersebut memang harus segera diantisipasi agar mata tidak mengalami
kelelahan dan ketidaknyamanan.
“Penggunaan kontak lensa lebih
dari sepuluh jam, bisa mengganggu kesehatan mata dan bisa menyebabkan
mata lelah,” tutur dia.
Mata lelah menjadi salah satu hal yang
kurang diperhatikan oleh banyak orang. Padahal, keadaan yang sering
dijumpai saat ini justru memperlihatkan keadaan yang sering membuat mata
lelah,seperti semakin maraknya penggunaan teknologi visual seperti
komputer, internet, alat-alat elektronik yang menggunakan layar semakin
kecil, video, atau komputer gamedengan gerakan objek yang cepat dan
warna yang sangat kontras. Untuk itu, segera sikapi mata lelah apabila
Anda mulai merasakannya.