Gunung Merapi akhirnya meletus kemarin.Letusan terjadi pada pukul 17.02
WIB, saat gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah-DI Yogyakarta ini
mulai mengeluarkan awan panas.
Letusan kembali terjadi pada 17.03 WIB dan disusul keluarnya awan panas secara terus menerus. Berdasar aktivitas tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),Badan Geologi, dan Kementerian ESDM menyatakan Gunung Merapi sudah erupsi. Bahkan,Kepala Pusat PVMBG Surono memastikan bahwa letusan pukul 17.02 WIB lebih besar dibanding tiga erupsi yang terjadi sebelumnya. “Erupsi kali ini bersifat eksplosif dan lebih besar dibanding tiga letusan sebelumnya,”jelas Surono di Yogyakarta kemarin.Karena besarnya energi yang dikeluarkan, pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan tiga kali yang terdengar dari Pos PGM di Jrakah dan Pos PGM di Selo, Kabupaten Boyolali, disusul dengan asap membubung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan.
Hingga tadi malam letusan Merapi dilaporkan merenggut sekitar 14 nyawa. Dari jumlah tersebut 11 di antaranya ditemukan di dalam dan di sekitar kediaman Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Sedangkan tiga orang lainnya meninggal di rumah sakit. Relawan saluran komunikasi sosial bersama Giyanto membenarkan berita ditemukannya 11 korban meninggal di sekitar kediaman Mbah Maridjan. Mereka meninggal akibat disapu awan panas letusan Gunung Merapi. Giyanto tidak bisa dikonfirmasi secara detail mengenai data korban tewas karena dia disibukkan oleh proses evakuasi.
Hingga berita ini diturunkan jenazah belum bisa dievakuasi karena jalur sekitar lokasi penemuan mayat rusak dan dipenuhi pohon tumbang akibat letusan Merapi. Satu identitas korban tewas diketahui sebagai wartawan media online, Vivanews, Jakarta,Yuniawan W Nugroho; lainnya belum jelas. Adapun keberadaan Mbah Maridjan masih misterius,namun dipastikan dia bukan termasuk 11 korban tewas. Bahkan tadi malam beredar kabar yang menyebutkan tokoh yang bergelar R Ng Surakso Hargo itu selamat. Seperti diketahui, Mbah Maridjan memilih tidak mengungsi,walaupun dia meminta warga di Kawasan Rawan Bencana III mematuhi instruksi pemerintah untuk segera mengungsi.
Mbah Maridjan menjelaskan, dia tidak mau mengungsi lebih karena khawatir nanti warga salah menanggapi,sehingga mereka kecele. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan sejumlah warga yang terjebak di Kinahrejo diusahakan untuk dievakuasi.“ Tanggap darurat dalam musibah ini akan ditangani pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten,” ujar Raja Keraton Yogyakarta ini. Sebelumnya, PVMBG telah membunyikan sirene sebagai tanda Merapi meletus dan peringatan kepada warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III agar secepatnya mengosongkan daerahnya menuju ke barak-barak pengungsian. Sirene bahaya di Kaliurang, Sleman,berbunyi pada pukul 17.57 WIB dan pada 18.05 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos PGM.
Letusan Merapi juga menimbulkan abu vulkanik yang mengguyur wilayah sekitar Merapi. Seperti dirasakan warga Muntilan, Kabupaten Magelang, hujan abu disertai kerikil kecil terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.Akibat hujan abu tersebut,masyarakat yang keluar rumah harus mengenakan penutup kepala dan masker untuk menutup hidung. Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Bakesbang PB Kabupaten Magelang Heri Prawoto menjelaskan bahwa abu vulkanik mencapai radius 40 kilometer, hingga Kabupaten Temanggung. Letusan Merapi kontan membuat warga panik. Bahkan,karena terlambat mengungsi, sejumlah warga harus menjadi korban.
Salah satu korban tewas adalah balita berusia 6 bulan,Ilham Azza,yang meninggal dunia setelah keluarganya telat melakukan evakuasi. Anak pasangan Sriyanto dan Romlah,warga Dusun Gedangan, Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, ini meninggal akibat sesak nafas. Di RSUD Muntilan sebanyak 21 warga harus menjalani perawatan karena menderita gangguan pernafasan. Mereka tidak memakai masker saat hujan debu turun cukup tebal. Plt Direktur Utama RSUD Muntilan dr Sasongko menyebutkan, debu vulkanik turun cukup tebal dan mengandung zat belerang yang bisa menimbulkan sakit pernafasan. Dua warga Umbulharjo,Kecamatan Cangkringan, Sleman, masing- masing Pujo, 45 dan Walijan, 40,juga harus dirawat di RS Sardjito Yogyakarta.
Dua tetangga juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan tersebut mengalami luka bakar yang sangat serius akibat terkena awan panas. Untuk diketahui, desa mereka berjarak hanya sekitar 1,5 kilometer dari puncak Merapi. Sejak status aktivitas Merapi dinaikkan menjadi awas pada Senin (25/10),Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta telah meminta warga segera mengungsi, terutama mereka yang tinggal sekitar kilometer dari puncak Merapi atau dalam kawasan rawan bencana (KRB) Merapi III. Kawasan dimaksud letaknya sangat dekat dengan sumber bahaya, seperti awan panas,aliran lava, guguran batu, dan lontaran batu pijar, baik yang masuk wilayah Jawa Tengah ( Klaten,Boyolali,maupun Magelang) serta di wilayah DI Yogyakarta (Sleman).Namun, sebagian besar warga tidak menggubris instruksi tersebut dan memilih tetap tinggal di rumah.
Untuk meminimalisasi jatuhnya korban, tim gabungan dari SAR,Tanggap Siaga Bencana (Tagana), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Palang Merah Indonesia (PMI) kemarin melakukan penyisiran, di antaranya di jumlah desa di Kecamatan Cangkringan,Pakem, dan Kecamatan Turi,Sleman. Namun, evakuasi yang dilakukan tim penolong baru bisa mencapai kawasan pintu gerbang objek wisata Kaliurang,atau 10 kilometer dari puncak Merapi.Artinya,KRB III belum dapat ditembus petugas dari tim penolong.
Delapan Luncuran Awan Panas
Menurut pemantauan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, terjadi delapan kali luncuran awan panas yang dimulai sejak pukul 17.02 WIB selama sembilan menit,kemudian terjadi luncuran awan panas kedua selama empat menit pada pukul 17.18 WIB. Awan panas ketiga terjadi pada pukul 17.23 WIB selama lima menit, pada pukul 17.30 WIB selama dua menit, 17.37 WIB selama dua menit, dan awan panas yang lebih besar selama 33 menit terjadi pada pukul 17.42 WIB. Pada pukul 18.16 WIB kembali muncul awan panas ketujuh selama lima menit dan diikuti awan panas besar pada pukul 18.21 WIB selama 33 menit.
Dari Pos Pengamatan Selo terlihat nyala api dan kolom asap setinggi 1,5 kilometer (km) dari puncak Merapi. Luncuran awan panas tersebut mengarah ke sisi barat daya, barat, selatan serta tenggara. Pada pukul 18.00–18.45 WIB terdengar suara gemuruh yang terpantau dari Pos Pengamatan Jrakah dan Selo dengan suara dentuman tiga kali yaitu pada pukul 18.10 WIB, 18.15 WIB, dan 18.25 WIB.Aktivitas Gunung Merapi mulai mereda pada pukul 18.54 WIB. “Kami belum dapat menyebut bahwa masa krisis Merapi sudah mereda. Masih harus menunggu perkembangannya,”jelas Surono. Namun,dia belum bisa memastikan ada pembentukan kubah lava baru karena kondisi cuaca yang masih kurang baik dan gelap sehingga tidak memungkinkan melakukan pengamatan dengan sempurna.
“Seluruh petugas pos pengamatan juga sudah ditarik,supaya tidak ada korban dulu.Yang penting adalah mengamankan masyarakat yang sudah selamat. Jangan coba-coba dulu naik untuk menyelamatkan orang yang masih terjebak di atas,”ujarnya.
Letusan kembali terjadi pada 17.03 WIB dan disusul keluarnya awan panas secara terus menerus. Berdasar aktivitas tersebut, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),Badan Geologi, dan Kementerian ESDM menyatakan Gunung Merapi sudah erupsi. Bahkan,Kepala Pusat PVMBG Surono memastikan bahwa letusan pukul 17.02 WIB lebih besar dibanding tiga erupsi yang terjadi sebelumnya. “Erupsi kali ini bersifat eksplosif dan lebih besar dibanding tiga letusan sebelumnya,”jelas Surono di Yogyakarta kemarin.Karena besarnya energi yang dikeluarkan, pada pukul 18.00 WIB terdengar letusan tiga kali yang terdengar dari Pos PGM di Jrakah dan Pos PGM di Selo, Kabupaten Boyolali, disusul dengan asap membubung setinggi 1,5 kilometer mengarah ke selatan.
Hingga tadi malam letusan Merapi dilaporkan merenggut sekitar 14 nyawa. Dari jumlah tersebut 11 di antaranya ditemukan di dalam dan di sekitar kediaman Juru Kunci Gunung Merapi, Mbah Maridjan, di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman. Sedangkan tiga orang lainnya meninggal di rumah sakit. Relawan saluran komunikasi sosial bersama Giyanto membenarkan berita ditemukannya 11 korban meninggal di sekitar kediaman Mbah Maridjan. Mereka meninggal akibat disapu awan panas letusan Gunung Merapi. Giyanto tidak bisa dikonfirmasi secara detail mengenai data korban tewas karena dia disibukkan oleh proses evakuasi.
Hingga berita ini diturunkan jenazah belum bisa dievakuasi karena jalur sekitar lokasi penemuan mayat rusak dan dipenuhi pohon tumbang akibat letusan Merapi. Satu identitas korban tewas diketahui sebagai wartawan media online, Vivanews, Jakarta,Yuniawan W Nugroho; lainnya belum jelas. Adapun keberadaan Mbah Maridjan masih misterius,namun dipastikan dia bukan termasuk 11 korban tewas. Bahkan tadi malam beredar kabar yang menyebutkan tokoh yang bergelar R Ng Surakso Hargo itu selamat. Seperti diketahui, Mbah Maridjan memilih tidak mengungsi,walaupun dia meminta warga di Kawasan Rawan Bencana III mematuhi instruksi pemerintah untuk segera mengungsi.
Mbah Maridjan menjelaskan, dia tidak mau mengungsi lebih karena khawatir nanti warga salah menanggapi,sehingga mereka kecele. Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X menyatakan sejumlah warga yang terjebak di Kinahrejo diusahakan untuk dievakuasi.“ Tanggap darurat dalam musibah ini akan ditangani pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten,” ujar Raja Keraton Yogyakarta ini. Sebelumnya, PVMBG telah membunyikan sirene sebagai tanda Merapi meletus dan peringatan kepada warga yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III agar secepatnya mengosongkan daerahnya menuju ke barak-barak pengungsian. Sirene bahaya di Kaliurang, Sleman,berbunyi pada pukul 17.57 WIB dan pada 18.05 WIB Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menarik semua petugas dari pos PGM.
Letusan Merapi juga menimbulkan abu vulkanik yang mengguyur wilayah sekitar Merapi. Seperti dirasakan warga Muntilan, Kabupaten Magelang, hujan abu disertai kerikil kecil terjadi sekitar pukul 19.00 WIB.Akibat hujan abu tersebut,masyarakat yang keluar rumah harus mengenakan penutup kepala dan masker untuk menutup hidung. Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Bakesbang PB Kabupaten Magelang Heri Prawoto menjelaskan bahwa abu vulkanik mencapai radius 40 kilometer, hingga Kabupaten Temanggung. Letusan Merapi kontan membuat warga panik. Bahkan,karena terlambat mengungsi, sejumlah warga harus menjadi korban.
Salah satu korban tewas adalah balita berusia 6 bulan,Ilham Azza,yang meninggal dunia setelah keluarganya telat melakukan evakuasi. Anak pasangan Sriyanto dan Romlah,warga Dusun Gedangan, Desa Ngargosoko, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, ini meninggal akibat sesak nafas. Di RSUD Muntilan sebanyak 21 warga harus menjalani perawatan karena menderita gangguan pernafasan. Mereka tidak memakai masker saat hujan debu turun cukup tebal. Plt Direktur Utama RSUD Muntilan dr Sasongko menyebutkan, debu vulkanik turun cukup tebal dan mengandung zat belerang yang bisa menimbulkan sakit pernafasan. Dua warga Umbulharjo,Kecamatan Cangkringan, Sleman, masing- masing Pujo, 45 dan Walijan, 40,juga harus dirawat di RS Sardjito Yogyakarta.
Dua tetangga juru kunci Gunung Merapi Mbah Marijan tersebut mengalami luka bakar yang sangat serius akibat terkena awan panas. Untuk diketahui, desa mereka berjarak hanya sekitar 1,5 kilometer dari puncak Merapi. Sejak status aktivitas Merapi dinaikkan menjadi awas pada Senin (25/10),Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta telah meminta warga segera mengungsi, terutama mereka yang tinggal sekitar kilometer dari puncak Merapi atau dalam kawasan rawan bencana (KRB) Merapi III. Kawasan dimaksud letaknya sangat dekat dengan sumber bahaya, seperti awan panas,aliran lava, guguran batu, dan lontaran batu pijar, baik yang masuk wilayah Jawa Tengah ( Klaten,Boyolali,maupun Magelang) serta di wilayah DI Yogyakarta (Sleman).Namun, sebagian besar warga tidak menggubris instruksi tersebut dan memilih tetap tinggal di rumah.
Untuk meminimalisasi jatuhnya korban, tim gabungan dari SAR,Tanggap Siaga Bencana (Tagana), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Palang Merah Indonesia (PMI) kemarin melakukan penyisiran, di antaranya di jumlah desa di Kecamatan Cangkringan,Pakem, dan Kecamatan Turi,Sleman. Namun, evakuasi yang dilakukan tim penolong baru bisa mencapai kawasan pintu gerbang objek wisata Kaliurang,atau 10 kilometer dari puncak Merapi.Artinya,KRB III belum dapat ditembus petugas dari tim penolong.
Delapan Luncuran Awan Panas
Menurut pemantauan di Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, terjadi delapan kali luncuran awan panas yang dimulai sejak pukul 17.02 WIB selama sembilan menit,kemudian terjadi luncuran awan panas kedua selama empat menit pada pukul 17.18 WIB. Awan panas ketiga terjadi pada pukul 17.23 WIB selama lima menit, pada pukul 17.30 WIB selama dua menit, 17.37 WIB selama dua menit, dan awan panas yang lebih besar selama 33 menit terjadi pada pukul 17.42 WIB. Pada pukul 18.16 WIB kembali muncul awan panas ketujuh selama lima menit dan diikuti awan panas besar pada pukul 18.21 WIB selama 33 menit.
Dari Pos Pengamatan Selo terlihat nyala api dan kolom asap setinggi 1,5 kilometer (km) dari puncak Merapi. Luncuran awan panas tersebut mengarah ke sisi barat daya, barat, selatan serta tenggara. Pada pukul 18.00–18.45 WIB terdengar suara gemuruh yang terpantau dari Pos Pengamatan Jrakah dan Selo dengan suara dentuman tiga kali yaitu pada pukul 18.10 WIB, 18.15 WIB, dan 18.25 WIB.Aktivitas Gunung Merapi mulai mereda pada pukul 18.54 WIB. “Kami belum dapat menyebut bahwa masa krisis Merapi sudah mereda. Masih harus menunggu perkembangannya,”jelas Surono. Namun,dia belum bisa memastikan ada pembentukan kubah lava baru karena kondisi cuaca yang masih kurang baik dan gelap sehingga tidak memungkinkan melakukan pengamatan dengan sempurna.
“Seluruh petugas pos pengamatan juga sudah ditarik,supaya tidak ada korban dulu.Yang penting adalah mengamankan masyarakat yang sudah selamat. Jangan coba-coba dulu naik untuk menyelamatkan orang yang masih terjebak di atas,”ujarnya.

berita indonesia
- Irfan Bachdim dan Jennifer Kurniawan Akan Menikah
- Asal Mula Handphone Blackberry
- Lebah Terbesar di Dunia yang berasal dari Indonesia
- Ribuan Remaja Sambut Bieber
- Pengamanan Ekstra Untuk Justin Bieber
- Justin Bieber Akan Sihir Beliebers Indonesia dengan 17 Lagu
- Penampilan Baru Tina Toon
- Indonesia Tambah Pemain Naturalisasi
- Kecanduan Nonton Sepakbola
- Situs Porno Tidak Bisa Dibuka di Blackberry
- OPERA VAN JAVA Bakal Di cekal ??
- Justin Bieber Masuk Rumah Sakit
- Justin Bieber Buka Butik
- Cabang Olahraga Baru Sea Games 2011
- Olahraga Baru YAng Menguntungkan Bagi Indonesia
- Garuda Menjadi Logo SEA Games 2011
- Situs Porno Segera Diblokir di Blackberry
- Lionel Messi Dan Nadal Masuk Nominasi Penghargaan Laureus
- Rahasia Bondan Prakoso
- fitur dan spesifikasi LG Cookie Mini T300
- Nurdin Halid dan Gayus Tambunan Ikut Saksikan Pembukaan LPI
- Irfan Harrys Bacdhim Termasuk Dalam Kandidat Pemain Terganteng di Dunia
- Pemain Keturunan Hiasi Seleksi Timnas U-23
- Album Kelima Avenged Sevenfold Tanpa The Rev
- LPI dan ISL
informasi gak penting %28 tapi wajib tau %29
- Alasan Mengapa Wanita Tergila-gila Pada Sepatu
- Pengertian LNG dan Cara Pengolahannya
- Informasi Gizi Dalam Makanan
- Atlet Yang Mengalami Kematian Mendadak
- Cara Jitu Merayu Cewek Dari Ariel Peterpan
- Mengapa Cowok Suka Berbohong
- Pria Tak Suka Banyak Bicara
- Wanita Lebih Dermawan dari Pria
- Cara Membuat Kuku Cantik
- Ditinggal Mati Oleh Pacar Tersayang
- Handphone Paling Berbahaya
- Adat Pernikahan Yang Teraneh
- Kencan Justin Bieber
- Perbedaan Popok Kain dan Popok Sekali Pakai
- Rahasia Panjang Umur Oleh Para Peneliti
- Akibat Menonton TV Terlalu Lama
- Ternyata Makan Cokelat Menyehatkan
- Bintang Spider-Man yang Baru
- Prilaku Wanita Yang Gak Disuka Oleh Pria
- Cara Mengobati Sakit kepala
- Tempat Untuk Mencari Pacar Yang Strategis
- Wanita Juga Bisa Mandiri
- Cara Membaca Bahasa Tubuh Wanita
- Jomblo Itu Sehat
- Kumpulan Kata - Kata Motivasi Diri
fakta menarik di dunia
- Cinta Pada Anak
- Kumpulan Tips Jitu Memajukan Karier
- Sejarah Penemuan Sinar-X Pertamakali
- Macam - Macam Tekhnologi Pnyelamat Bumi
- Misteri Di Balik Angka 26 .. Tanggal Keramat Terjadi Musibah Di Indonesia
- 100 Universitas terbaik di dunia
- Kumpulan Tips dan Trik Metode Memutihkan Kulit
- Mengenal Jenis-Jenis Hutan Dan Manfaatnya
- Ciri - Ciri Makanan Ber-"FORMALIN" Dan Cara mengetahui makanan yang mengandung formalin
- Pertunangan Di Usia Termuda " Bocah 5 thn Dan 3 Thn"
- Inilah macam macam banjir yang ada disekitar kita
- Tips Membuat Kaki Kamu Lebih Indah
- Pengertian Batubara, Proses Pembentukan Batubara ,Dan Manfaatnya
- 10 bela diri terbaik dari seluruh dunia
- Bunga keabadian, bunga Abadi Edelweiss "Anaphalis Javanica"
- 10 Tanaman Paling Unik di Dunia
- Asal Mula Penemuan Payung
- 10 Misteri Dunia yang Belum Terungkap
- Chargoggagoggmanchauggagoggchaubunagungamaugg
- NASA Luncurkan Halaman Situs Bantahan Kiamat 2012
- Gletser di gunung Everest mencair
- Bumi tak bisa lagi menunggu
- KTT Perubahan iklim dibuka
- Pesawat-Pesawat Tercepat Di Dunia