Impresi dari 'panas Yupiter' di mana para astronom telah mendeteksi adanya badai dahsyat di Exoplanet HD209458b. (PA)
Kekuatan badai dahsyat pada sebuah planet dalam tata surya lain telah diidentifikasi oleh sejumlah astronom.
Dunia lain itu adalah Exoplanet HD209458b yang besarnya sekitar 60% dari Yupiter dan berlokasi dekat gugusan bintang Pegasus.
Mengitari bintang induknya pada jarak hanya 20 kali antara jarak Bumi dan Matahari, yang suhunya berkisar 1.000 C. Namun karena planet ini selalu menghadap ke satu sisi bintang tersebut, maka setengah dari planet itu sangat panas, sementara sisi lainnya sangat dingin.
"Di Bumi, besarnya perbedaan suhu seperti ini pasti akan mengakibatkan angin kencang, situasi ini tidak jauh berbeda dengan di Exoplanet HD209458b," ujar Dr. Simon Albrecht, salah seorang ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, AS, seperti dilansir Daily Mail.
Setiap 3,5 hari planet ia bergerak di depan bintangnya, menghalangi sebagian kecil cahaya bintangnya selama tiga jam. Peristiwa "transiting" ini memungkinkan para astronom Bumi untuk menganalisa pola-pola cahaya yang memberikan informasi tentang atmosfir planet tersebut.
Satu instrumen yang disebut spektograf CRIRES pada Teleskop Obsevatorium Eropa Selatan di Chili, telah digunakan untuk melakukan observasi tersebut.
Ini tidak hanya menemukan bukti adanya gas beracun karbon monoksida pada planet itu, namun juga mengungkap seberapa cepat pergerakkannya. Para ilmuwan juga dapat menentukan massa planet ini dengan jalan mengukur kecepatan orbitnya.
"Exoplanet HD209458b kaya akan karbon seperti halnya pada Yupiter dan Saturnus dalam sistem tata surya kita," ujar para astronom.
Dr. Ignas Snellen, Kepala peneliti dari Leiden Observatory Netherlands, mengatakan bahwa pada masa mendatang, para astronom kemungkinan dapat menggunakan observasi jenis ini untuk meneliti atmosfir beberapa planet mirip Bumi, untuk menentukan apakah kehidupan juga ada di tempat lain.
Riset itu dilaporkan di dalam jurnal Nature.
Mengitari bintang induknya pada jarak hanya 20 kali antara jarak Bumi dan Matahari, yang suhunya berkisar 1.000 C. Namun karena planet ini selalu menghadap ke satu sisi bintang tersebut, maka setengah dari planet itu sangat panas, sementara sisi lainnya sangat dingin.
"Di Bumi, besarnya perbedaan suhu seperti ini pasti akan mengakibatkan angin kencang, situasi ini tidak jauh berbeda dengan di Exoplanet HD209458b," ujar Dr. Simon Albrecht, salah seorang ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, AS, seperti dilansir Daily Mail.
Setiap 3,5 hari planet ia bergerak di depan bintangnya, menghalangi sebagian kecil cahaya bintangnya selama tiga jam. Peristiwa "transiting" ini memungkinkan para astronom Bumi untuk menganalisa pola-pola cahaya yang memberikan informasi tentang atmosfir planet tersebut.
Satu instrumen yang disebut spektograf CRIRES pada Teleskop Obsevatorium Eropa Selatan di Chili, telah digunakan untuk melakukan observasi tersebut.
Ini tidak hanya menemukan bukti adanya gas beracun karbon monoksida pada planet itu, namun juga mengungkap seberapa cepat pergerakkannya. Para ilmuwan juga dapat menentukan massa planet ini dengan jalan mengukur kecepatan orbitnya.
"Exoplanet HD209458b kaya akan karbon seperti halnya pada Yupiter dan Saturnus dalam sistem tata surya kita," ujar para astronom.
Dr. Ignas Snellen, Kepala peneliti dari Leiden Observatory Netherlands, mengatakan bahwa pada masa mendatang, para astronom kemungkinan dapat menggunakan observasi jenis ini untuk meneliti atmosfir beberapa planet mirip Bumi, untuk menentukan apakah kehidupan juga ada di tempat lain.
Riset itu dilaporkan di dalam jurnal Nature.
Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs ..
created by IHSAN.
Baca Juga Yang Lainnya Tentang :
