Sejumlah rute layanan penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari
Jakarta, baik untuk tujuan lokal maupun luar negeri, mengalami
keterlambatan (delay) pada Minggu 21 November 2010. Masalah itu
disebabkan tidak sinkronnya data pada transisi sistem lama ke sistem
baru, yang dibuat lebih terintegrasi.
Demikian ungkap Kepala Humas Garuda Indonesia, Pujobroto. Dia mengatakan bahwa sistem data terintegrasi itu baru diterapkan selama tiga hari. Sebelumnya, Garuda memiliki tiga sistem yang terpisah, yaitu sistem monitor penerbangan, pengaturan awak kabin dan jadwal penerbangan.
"Sistem ini kita integrasikan menjadi satu agar lebih efektif dan efisien," ujar Pujobroto saat dihubungi VIVAnews, Minggu 21 November 2010.
Dia mengatakan bahwa proses transisi yang dilakukan dari sistem lama ke sistem baru ini mengakibatkan tidak sinkronnya jadwal para awak kabin. Akibatnya, banyak awak kabin yang terlambat datang, menyebabkan keterlambatan ke beberapa daerah.
“Garuda memiliki 81 pesawat, 580 pilot, dua ribu awak kabin dan dua ribu penerbangan setiap minggunya, hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk transisi ke sistem yang baru,” ujar Pujobroto.
Layanan yang mengalami keterlambatan antara lain adalah rute ke Medan, Banda Aceh, Padang, Surabaya, Semarang, Denpasar dan Singapura.
Pujobroto mengatakan bahwa perubahan sistem dari sistem lama ke sistem baru merupakan bagian dari bentuk perbaikan serta peningkatan kinerja dan kualitas Garuda sebagai maskapai penerbangan milik negara.
“Nanti sistem Garuda akan lebih efisien dan lebih baik,” ujar Pujobroto. Namun, dia tidak menjelaskan kapan masalah ketidaksinkronan data itu bisa teratasi. (sj)• VIVAnews
Demikian ungkap Kepala Humas Garuda Indonesia, Pujobroto. Dia mengatakan bahwa sistem data terintegrasi itu baru diterapkan selama tiga hari. Sebelumnya, Garuda memiliki tiga sistem yang terpisah, yaitu sistem monitor penerbangan, pengaturan awak kabin dan jadwal penerbangan.
"Sistem ini kita integrasikan menjadi satu agar lebih efektif dan efisien," ujar Pujobroto saat dihubungi VIVAnews, Minggu 21 November 2010.
Dia mengatakan bahwa proses transisi yang dilakukan dari sistem lama ke sistem baru ini mengakibatkan tidak sinkronnya jadwal para awak kabin. Akibatnya, banyak awak kabin yang terlambat datang, menyebabkan keterlambatan ke beberapa daerah.
“Garuda memiliki 81 pesawat, 580 pilot, dua ribu awak kabin dan dua ribu penerbangan setiap minggunya, hal ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk transisi ke sistem yang baru,” ujar Pujobroto.
Layanan yang mengalami keterlambatan antara lain adalah rute ke Medan, Banda Aceh, Padang, Surabaya, Semarang, Denpasar dan Singapura.
Pujobroto mengatakan bahwa perubahan sistem dari sistem lama ke sistem baru merupakan bagian dari bentuk perbaikan serta peningkatan kinerja dan kualitas Garuda sebagai maskapai penerbangan milik negara.
“Nanti sistem Garuda akan lebih efisien dan lebih baik,” ujar Pujobroto. Namun, dia tidak menjelaskan kapan masalah ketidaksinkronan data itu bisa teratasi. (sj)• VIVAnews
Baca Juga Yang Lainnya Tentang :