Sebuah penelitian menemukan bahwa enam dari sepuluh anak laki-laki di Britania yang berumur di bawah 16 tahun telah menyaksikan tayangan pornografi, baik disengaja maupun tidak.
Waktu rata-rata mereka menyaksikan tayangan porno di internet adalah 90 menit dalam seminggu.
Pada Desember 2009, peneliti University of Montreal juga meneliti tentang pornografi. Mereka menemukan bahwa kebanyakan anak laki-laki pertama kali menonton tayangan pornografi saat mereka berumur 10 tahun.
Michael Flood, yang melakukan studi di Australian Research Centre in Sex, Health, and Society mengatakan bahwa ada bukti kuat dari seluruh dunia yang memperlihatkan pornografi memiliki dampak negatif pada individu dan masyarakat. “Tayangan porno adalah pendidik seks yang sangat miskin karena menunjukkan cara-cara tidak realistis soal seks,” ujar Flood.
John Carr, sekretaris Children Charities Coalition on Internet Safety (CHIS), kepada Sunday Times mengatakan, “Kami punya kasus di Barat London, di mana seorang anak di tahun pertama sekolah dasar membawa foto ke sekolah dan melakukannya di taman bermain saat istirahat. Ternyata itu dia dapatkan dari komputer rumah yang didownload oleh ayahnya.”
“Ini bukan argumen untuk melarang, tapi argumen untuk menemukan cara yang lebih baik agar anak-anak sulit mendapatkan hal semacam itu,” kata John Carr.
“Anak-anak melihat tayangan pornografi bukan untuk kepuasan. Mereka melakukannya karena merasa bosan dan tidak diawasi. Sering kali, saat mereka menyaksikan adegan pornografi yang ekstrem mereka akan tertawa dan mengatakan betapa menjijikkan hal itu."