“Paranormal” adalah sebuah kisah yang terselip di antara perjalanan panjang sejarah Sukarno. Karenanya, sepenggal kisah menarik itu, layak diungkap, sekalipun Sukarno sendiri hanya menuturkannya sedikit dalam biografinya.
Dituturkan, saat usianya sekitar empat-lima tahun neneknya (dari pihak ayah) mengambil dan membawanya ke Tulungagung, tak jauh dari tempat tinggal Bung Karno ketika itu di Mojokerto. “Berikanlah anak itu kepadaku untuk sementara,” kata nenek kepada bapak, “aku akan menjaganya.”
Singkat kalimat, Bung Karno kecil dibawa kakek-neneknya ke Tulungagung. Keluarga kakek-neneknya tidaklah terbilang kaya. Ya… mana ada orang pribumi jelata yang kaya waktu itu? Namun, dari berdagang batik, setidaknya lebih mampu memberi Sukarno makan yang cukup, dibanding kedua orangtuanya.
Saat-saat tinggal bersama kakek-neneknya itulah ia sering mendengar kata-kata “kekuatan-kekuatan gaib”. Sesuatu yang jamak dibicarakan orang zaman dulu (bahkan sampai sekarang). Kakek dan neneknya meyakini betul bahwa Sukarno memiliki “kekuatan gaib” yang sekarang kita kenal sebagai kemampuan paranormal.
Dalam disiplin ilmu parapsikologi, kekuatan gaib pada seorang anak, bukanlah hal aneh. Umumnya, ada dua jenis kekuatan gaib yang melekat sejak si jabang bayi lahir. Kekuatan pertama, dapat memberi daya penyembuhan. Kedua, dapat melihat segala sesuatu yang akan terjadi. Mengetahui segala sesuatu yang akan terjadi.
Terhadap diri Sukarno, ia diyakini kakek-neneknya memiliki kekuatan gaib keduanya. Artinya, ia punya kemampuan paranormal di bidang penyembuhan berbagai penyakit, sekaligus melekat kemampuan gaib bisa mengetahui segala hal yang akan terjadi dalam dimensi waktu yang akan datang.
Sukarno masih ingat, betapa kakek-neneknya sering mengisahkan kehebatan cucunya. Jamak kakek-nenek membangga-banggakan cucunya. Tapi akibatnya, Sukarno-lah yang harus kerepotan dimintai tolong para tetangga, yang memerlukan “kekuatan gaib” miliknya. Tetangga sakit, Sukarno. Tetangga perlu teropong nasib, Sukarno. Jadilah Sukarno laiknya “dukun”.
Gaya pengobatan ala paranormal Sukarno cilik, umumnya dengan menjilat di area pasien yang sakit. Setelah dijilat Sukarno, aneh bin ajaib, tak lama kemudian sembuh. Demikian pula dalam hal teropong. Ia nyeplos saja menjawab pertanyaan orang-orang yang ingin memanfaatkan kekuatan gaibnya. Aneh, lagi-lagi aneh, tak jarang ceplosan Sukarno benar-benar terjadi.
Keanehan lain menimpa pula terhadap keajaiban yang dimilikinya. Seperti yang dituturkannya kepada Cindy Adams, kemampuan penglihatan gaib lambat laut menghilang, bersamaan datangnya kegaiban Bung Karno merangkai kata, menyihir massa melalui pidato-pidatonya yang membahana.