Laki-laki adalah makhluk yang menarik perhatian kaum perempuan, terkadang perempuan rela melakukan apa saja untuk menarik perhatiannya. Tapi tidak halnya bagi orang yang mengalami fobia laki-laki (androphobia).
Androphobia adalah ketakutan abnormal yang terjadi secara terus menerus terhadap kaum laki-laki. Dalam kebanyakan kasus kondisi ini disebabkan oleh peristiwa traumatis, seperti pernah melihat ibunya dilecehkan secara fisik, verbal atau pernah menjadi korban pemerkosaan. Hal ini akan berkaitan erat dengan rasa takut yang melekat di memori orang tersebut.
Fobia terhadap laki-laki ini bisa memiliki efek buruk terhadap kehidupan pribadi dan profesionalitas kerja seseorang, karena itu sebagian besar penderita androphobia memilih hidup sendiri tanpa melakukan perawatan psikologis. Meskipun orang tersebut bisa hidup normal, tapi mungkin tidak pernah tahu seperti apa sebuah pernikahan.
Hal ini bisa mengganggu karena setiap hari seseorang pasti akan bertemu dengan kaum laki-laki dimanapun orang tersebut berada. Kondisi ini tentu saja akan membuat seseorang tidak bebas melakukan kegiatan sehari-hari atau bekerja untuk mencapai karir yang diinginkannya.
Seperti diberitakan dari eHow, ada beberapa gejala yang menyertai seorang androphobia jika melihat seorang laki-laki:
Meskipun fobia ini relatif tidak berbahaya, tapi rasa takut ini bisa menghalangi kemungkinan-kemungkinan seseorang mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketakutan pada laki-laki ini, yaitu:
- Cari tahu akar masalahnya. Fobia ini bisa diatasi jika seseorang mengetahui penyebabnya.
- Mencari bantuan profesional. Profesional terlatih bisa membantu mengatasi rasa takutnya dan membuat androphobia hidup normal tanpa rasa takut.
- Menggunakan pengobatan. Obat-obatan ini biasanya akan diresepkan oleh psikiater untuk mengatasi rasa takut yang mendalam. Obat ini akan diberikan jika terapi non-medication sudah tidak bisa memberikan pengaruh lagi.
- Cobalah melakukan hypnosis. Terapi hipnotis bisa sangat sukses dalam pengobatan fobia dan dapat digunakan oleh diri sendiri untuk mengatasi ketakutannya.
- Melakukan kontak dengan laki-laki secara bertahap. Hal ini biasanya memerlukan bantuan dari profesional, seseorang akan secara bertahap mulai kontak dengan laki-laki dalam situasi yang tidak mengancam hingga nantinya durasi kontak tersebut akan meningkat.
- Latihan metode pernapasan dan berbicara sendiri (self-talk). Berbagai teknik mengenai pernapasan dan bicara sendiri (memotivasi diri sendiri) bisa membantu mengurangi kecemasan yang terkait dengan objek dari fobia.
Sementara itu, ada pula gangguan kecemasan sosial atau fobia sosial yang masuk dalam urutan ketiga problem kesehatan mental terbesar di dunia. Bahkan di Amerika, fobia sosial terjadi pada lebih dari 7 persen total populasi di sana, baik lelaki maupun perempuan.
Kecemasan sosial diartikan sebagai rasa takut akan situasi sosial yang melibatkan interaksi dengan orang lain. Sebenarnya, rasa cemas adalah normal sebagai reaksi atas stres. Rasa cemas bahkan membantu mengatasi situasi. Misalkan, dengan rasa cemas, pekerjaan Anda bisa terselesaikan karena khawatir atasan Anda menegur, atau khawatir pekerjaan akan menumpuk.
Menjadi tidak normal ketika kecemasan ini menjadi irasional. Anda menjadi tidak bisa menguasai keadaan dengan rasa cemas di segala situasi, termasuk dalam pergaulan sosial.
Kecemasan sosial biasanya ditandai juga dengan rasa panik, terus-menerus merasa diawasi, dinilai, atau dipermalukan lantaran sikapnya sendiri. Mereka takut menghadapi kritik, atau bahkan sekadar menerima komentar dari orang lain. Mereka juga merasa tidak mampu berbicara di depan umum, baik dalam situasi formal atau informal, takut makan, minum, atau menulis di depan orang lain. Karena itu umumnya penderita fobia sosial sulit bergaul dan tidak mampu berbaur dalam lingkungan pertemanan.
Fobia sosial sangat mungkin mengganggu kehidupan normal, termasuk dalam pekerjaan dan relasi sosial. Penderita menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan, namun tak bisa mengatasinya. Bahkan mereka cenderung khawatir selama berhari-hari bahkan berminggu-minggu mengalami situasi yang ketakutan.
Mengenali gejala fobia sosial bisa juga dengan melihat tanda fisik seperti gugup, malu, berkeringat, gemetar, deg-degan, mabuk, mulut dan tenggorokan kering, dan kesulitan bicara.
Pengidap fobia sosial selalu merasa khawatir tentang bagaimana orang lain memandang dirinya. Terutama apabila tanda fisik ini dikenali orang di sekitarnya. Penderitanya akan merasa semua mata tertuju kepadanya. Kelainan ini sebenarnya tak muncul begitu saja saat dewasa. Tandanya bisa dikenali sejak dini, masa kanak-kanak. Faktor genetik bisa menjadi penyebab lainnya.
National Institute of Mental Health di Amerika membuktikan bahwa penyakit ini bisa disembuhkan, caranya:
1. Terapi
Terapi perilaku kognitif untuk penderita kecemasan sosial terbukti berhasil mengatasi masalah ini. Hasil penelitian menyebutkan, penderita fobia sosial tak lagi dikontrol oleh ketakutan dan kecemasan setelah menjalani terapi ini. Lebih maksimal lagi jika terapi dilakukan dalam grup.
2. Obat-obatan
Obat tertentu seperti antidepresan juga menolong penderita fobia sosial. Tentu saja pengawasan psikolog dan psikiater tetap diperlukan. Obat yang dikombinasikan dengan terapi akan lebih maksimal dalam menyembuhkan fobia sosial. Jika hanya bergantung pada obat, kecenderungan penanganannya bersifat sementara.
3. Perawatan intensif
Penyakit ini sangat bisa disembuhkan. Perawatan yang intensif, paduan dari obat dan terapi dengan pengawasan dari spesialis akan memberikan hasil optimal. Cari spesialis yang mengerti betul gejala dan penyakit ini, berikut perawatan hingga pemulihannya.