Percaya atau tidak, ternyata otak kita dalam keadaan sadar lebih cepat merekam kata-kata negatif. Ini diketahui setelah University College London melakukan penelitian yang melibatkan 50 sukarelawan yang diminta untuk memandangi kata-kata dalam layar komputer.
Kata-kata tersebut muncul dalam beberapa detik saja. Kemudian para partisipan diminta untuk mengingat dan menyebutkannya. Kepala penelitian Professor Nilli Lavie bercerita, kata-kata yang ada di dalam layar komputer terdiri atas kata-kata positif, seperti damai, bahagia, serta bunga.
Di antara kata-kata positif itu, kemudian diselipkan kata-kata negatif, seperti bunuh, sedih, dan ironi. Tapi tidak hanya kata-kata positif dan negatif yang ada, Lavie juga menyebutkan ada kata-kata netral di dalamnya, seperti kotak, teko, dan telinga.
Saat proses memilih kata-kata, partisipan diminta untuk mengklasifikasikan mana kata-kata positif, negatif, dan netral. Hasilnya, ternyata sebagian besar kata-kata yang klasifikasinya akurat adalah kata-kata negatif.
Ketertarikan Lavie melakukan penelitian ini sebenarnya diawali dari begitu banyaknya spekulasi seputar kemampuan manusia untuk memproses informasi emosional secara tidak sadar, contohnya mimik wajah dan kata-kata.
"Tapi dari penelitian ini, kita bisa memahami bahwa sebenarnya nilai-nilai emosional terekam dengan kuat dalam 'perekam' alam bawah sadar. Dan nilai emosional yang paling mudah dipanggil ulang adalah pesan-pesan negatif," Lavie memaparkan.
Hal ini juga menunjukkan, betapa pada dasarnya manusia akan bereaksi sangat cepat terhadap informasi emosional. "Maka ketika kita melihat seseorang membawa pisau saat kita sedang mengendarai mobil di tengah hujan deras, secara cepat pesan yang dipanggil dalam kepala adalah 'BAHAYA'," Lavie menjelaskan sambil menyebutkan bahwa penelitiannya telah dipublikasi dalam jurnal Emotion
Sadar atau tidak, sesungguhnya dari kecil orang tua kita sudah melakukan hypnosis terhadap diri kita, seperti dengan menakut-nakuti di tempat yang gelap, atau terlampau memproteksi dengan kata-kata jangan, tidak boleh, atau kata-kata negatif lainnya. Sehingga semua yang dikatakan orang tua kita terekam di alam bawah sadar dan mempengaruhi segi kejiwaan dan emosional.
Saat seorang ibu berteriak ‘dasar anak bodoh’ pada anaknya ketika anak melakukan kesalahan, menangis, dan merasa sedih sekali, perkataan ibu itu akan membekas dan membuat anak mensugesti dirinya sendiri sebagai anak yang bodoh. Akibatnya anak justru bisa bertambah malas dan menjadi rendah diri.
Karenanya, orangtua harusnya senantiasa berbicara yang positif kepada anak. Hindari sugesti-sugesti negatif, bahkan meskipun tujuannya baik. Misalnya, untuk menyuruh anak membersihkan kamarnya, orangtua tidak perlu mengatakan “Ayo bersihkan kamarmu yang seperti kandang ayam ini.”
Contoh sugesti negatif lain ialah penggunaan kata jangan. “Jangan bayangkan gajah putih” Saat membaca tulisan ini justru alam bawah sadar Anda akan membayangkan gajah putih, kan? Pilihlah kalimat seperti “Buanglah sampah pada tempatnya” ketimbang “Jangan buang sampah sembarangan.”
Kondisi lainnya yang memudahkan proses memasukkan sugesti adalah saat kaget atau terkejut. Saat dikagetkan manusia cenderung menjadi bingung. Situasi inilah yang kerap disalahgunakan untuk tindakan penipuan yang dikenal masyarakat sebagai kejahatan melalui hipnotis atau ilmu gendam.