Apa perbedaan Bung Karno dan Nagabonar? Banyak! Salah satunya, Bung Karno adalah Pemimpin Besar Revolusi, Panglima Tertinggi Angkatan Perang. Sedangkan Nagabonar adalah panglima perang jadi-jadian dalam cerita fiksi Asrul Sani.
Apa persamaan Bung Karno dan Nagabonar? Keduanya bisa menaikkan pangkat seseorang sekehendak hati. Persamaan yang lain, kisah itu terjadi dalam masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
Benar. Dalam tahun-tahun pertama kemerdekaan kita, banyak sekali kejadian yang serba darurat. Di bidang protokol kenegaraan misalnya, tidak sedikit peristiwa menggelikan yang terjadi di sekitar kehidupan Bung Karno.
Satu waktu, Bung Karno sebagai presiden, harus memiliki seorang ajudan. Maka, diputuskanlah pemberian pangkat militer resmi kepada seorang sipil, warga biasa, yang sudah biasa bertugas melayani Bung Karno. Maka, tanpa upacara kemiliteran, Bung Karno langsung memanggil sang calon ajudan mendekat. “Dengan ini saya mengangkatmu sebagai letnan,” kata Bung Karno.
Yang dilantik girang bukan kepalang. “Terima kasih banyak, Pak!” pekiknya. Ekspresi kegembiraan bercampur syukur jelas tampak di wajahnya yang polos. Entah mimpi apa dia semalam, sehingga hari itu ia sudah berstatus perwira militer.
Kesukaran belum enyah, meski kini Presiden sudah memiliki seorang ajudan berpangkat letnan. Seorang penasihat segera nyeletuk spontan, “Ini tidak mungkin! Ratu Juliana dari Negeri Belanda yang memerintah 10 juta manusia saja mempunyai ajudan seorang kolonel. Bagaimana pandangan orang nanti kalau melihat Sukarno, Presiden Republik Indonesia yang memerintah 70 juta manusia dengan ajudan yang hanya berpangkat letnan?”
Bung Karno termenung sejenak, “Betul juga!” seraya memanggil ajudan yang baru saja dilantik, datang mendekat. “Sudah berapa lama engkau jadi letnan,” tanya Bung Karno kepada sang ajudan.
“Satu setengah jam, Pak” ajudan itu menghormat kaku.
“Nah,” kata Bung Karno, “negara kita ini negara yang baru lahir dan tumbuhnya cepat. Mulai dari sore ini, engkau menjadi mayor….”