Rabu, 11 Agustus 2010

Seorang Kakek Hidup 70 Tahun Tanpa Makan Dan Minum!


Berapa lama tubuh manusia mampu bertahan tanpa makanan dan minuman? Rata-rata manusia bisa bertahan tanpa makan selama 50 hari dan rekor terlama tanpa makan saat ini adalah 74 hari.

Tapi di India seorang lelaki usia 82 tahun bernama Prahlad Jani mengaku tidak pernah makan dan minum selama 70 tahun. Dengan tanpa makan dan minum, Jani mampu bertahan hidup dan bisa menjalaninya dengan baik.

Pengakuan yang terdengar mustahil itu mengundang penasaran para ilmuwan setempat dengan memeriksa dia di sebuah rumah sakit di Kota Amhedabad, negara bagian Gujarat.

Karena keunikan tubuhnya itu, lelaki tua itu kini sedang diteliti militer India. Jani sedang diisolasi di sebuah rumah sakit dikawasan Ahmedabad, Gurjarat.

Selama 6 hari masa isolasi itu, Jani sama sekali tidak pernah menyentuh makanan dan minuman serta tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan stamina atau dehidrasi. Jani juga tidak pernah buang air kecil atau buang air besar. Jani tetap bugar dan sehat dan tidak menunjukkan tanda-tanda kelemahan.

Para ilmuwan dari Institut Pengembangan Penelitian Pertahanan India akan membuktikan apakah pengakuan kakek itu benar atau hanya khayalan.
Dokter rencananya akan mengamatinya selama 15 hari dan akan melihat apakah ada otot-otot yang rusak, dehidrasi yang serius, penurunan berat badan, kelelahan atau kegagalan organ. 

Jani sendiri percaya dia mampu bertahan karena bantuan magis dewa yang menurutnya menuangkan suatu obat mujarab melalui lubang di langit-langit mulutnya.

Jani mengaku meninggalkan rumah saat berusia 7 tahun dan hidup mengembara sebagai sadhu (pertapa dalam agama Hindu) atau orang suci di Rajasthan. Jani dianggap sebagai 'breatharian' yang dapat hidup dengan hanya melakoni kekuatan spiritual.

Jani sendiri mengaku jika dirinya melakukan meditasi untuk meraih energi.

Pengakuannya itu telah didukung oleh seorang dokter India yang spesial mempelajari orang-orang yang memiliki kemampuan supranatural. Meski begitu, Jani juga kerap ditolak masyarakat dan dianggap melakukan penipuan.

Dokter neurologi, Sudhir Shah, menganggap peristiwa tersebut luar biasa. "Seseorang bisa hidup tanpa makanan dan air selama tiga, empat, tujuh, hingga 12 hari, dan kami juga pernah melakukan studi terhadap kegiatan berpuasa di masa lalu di mana orang berpuasa selama 16 atau 30 hari, tetapi mereka minum air setelah delapan hari, dan tentu saja mereka juga mengeluarkan urin," kata Shah seperti diberitakan oleh Telegraph.  

"Namun fenomena yang terjadi pada Jani sangat unik," lanjut Shah.

Riset yang dilakukan India's Defence Research Development Organisation itu, masih terus melakukan monitoring secara tertutup terhadap Jani. Periset menduga Jani memiliki sesuatu yang asli di tubuhnya yang tidak dimiliki orang lain, yang dengan itu mampu menyelamatkan nyawanya tanpa makan dan minum.

India's Defence Research Development Organisation adalah organisasi militer India yang memiliki ilmuwan pembuat pesawat jet, rudal balistik antar benua serta beberapa jenis bom baru.

Ilmuwan percaya, Jani dapat mengajarkan militer bagaimana membantu prajurit agar bisa bertahan lama tanpa makanan atau bertahan dari bencana sampai bantuan tiba.

"Jika hasil penemuan ini bisa diverifikasi, ini akan menjadi terobosan dalam dunia kedokteran," kata Dr G Ilavazhagan, direktur The Defence Institute of Physiology & Allied Sciences seperti diberitakan dari Telegraph.

Ilavazahagan menambahkan, maksud dari penelitian atas Jani melalui teknologi medis, tidak lain untuk mencari energi apa yang mendukung dari keberadaannya. Dia juga mengharapkan teknik yang dipakai Jani dapat dipakai oleh prajurit India. 

"Jika hasil penelitian ini berhasil, kami bisa membantu orang-orang yang mengalami bencana, masalah penyakit ketinggian, perjalanan laut dan alam yang ekstrem. Kami juga bisa mendidik masyarakat tentang teknik-teknik bertahan hidup dalam kondisi yang buruk tanpa ada makanan dan minuman sama sekali," lanjutnya.

"Penilitian atas pria ini bisa membuka cara bagaimana seorang manusia dapat hidup tanpa mengkonsumsi makanan dan air," ungkap Direktur Institut Fisiologi dan Ilmu Pengetahuan Dephan India dr G Ilavazahagan, seperti diberitakan oleh AFP.

Pria bernama Prahlad Jani, saat ini tengah menjalani pemeriksaan di sebuah rumah sakit yang terletak di bagian barat kota Ahmedabad. Selama 24 jam penuh pria tersebut diteliti oleh 30 dokter, sekaligus menjadi serangkaian tes medis.

"Penelitian ini juga bisa membantu memecahkan permasalahan strategi penyelamatan diri saat terjadi bencana alam, kondisi stres yang ekstrem dan penelitian seperti misi ke bulan atau ke Mars yang dilakukan oleh manusia," tambah dr Ilavazahagan.

Tes yang dilakukan terhadap Jani termasuk pemindaian resonansi magnetik (MRI). Prosedur ini dilakukan untuk melihat aktivitas otak dan jantung Jani. Selain itu pria berprofesi sebagai guru spiritual ini juga akan menjalani pemeriksaan melalui pindai elektroda, serta menjalani pemeriksaan fisiologi saraf lainnya. Diperkirakan pemeriksaan atas Jani akan berlangsung antara 15-20 hari. 

"Sebagai contoh, saat terjadi bencana alam, orang menghadapi situasi tanpa bahan pangan dan air. Prajurit-prajurit kami juga bisa saja menghadapi situasi tersebut saat mereka tersesat di gurun pasir atau di hutan, atau di tempat-tempat dengan ketinggian tertentu," lanjutnya.

Sejumlah tes pada otak, pertapa berambut dan berjenggot putih tersebut menunjukkan kemiripan dengan seseorang berusia 25 tahun. Jani juga mengaku memiliki sebuah lubang di langit-langit mulut dan sepanjang kepala di mana setetes atau dua tetes madu bunga masuk, dan membantunya bertahan hidup.

Tes awal menunjukkan bahwa tubuh Jani telah mengalami transformasi biologis karena melakukan yoga. Dokter juga mengatakan tidak ada tanda-tanda kelelahan atau masalah kesehatan lain pada Jani. Bahkan Jani memilih naik tangga dibanding menggunakan lift.

Tidak banyak yang diketahui mengenai keluarga Jani sejak dia meninggalkan rumah pada usia tujuh tahun dan berkelana di hutan-hutan di India.






















Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka