Rabu, 11 Agustus 2010

Mukjizat Air Zam Zam Dalam Rahasia Sumur


Sumur Zam-zam terletak dikomplek Masjidil Haram di Mekah Al Mukarohmah. Asal usul sumur zam-zam adalah ketika Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail anaknya di padang gurun di Mekah maka di bekalinya keduanya dengan makanan dan minuman. Ketika makanan dan minuman bekal keduanya telah habis maka Hajar mencari-cari kalau-kalau disekitar situ ada air atau makanan. Maka Allah mengirimkan malaikatnya, dan malaikat memukul-mukul tanah dengan tumitnya, maka mengalirlah air dengan derasnya dan menjadi sumur yang sampai sekarang masih mengalir airnya dengan baik. Kisah itu diriwayatkan oleh Imam Bukhari sbb:




"Diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dari Nabi saw;

Perempuan pertama yang memakai korset adalah Ibu Ismail (Hajar) untuk menyembunyikan kandungannya dari siti Sarah. Ibrahim membawanya ketika ia masih menyusui anaknya, Ismail, kesebuah pohon disekitar Zam-zam, tempat paling tinggi disekeliling masjid. Pada waktu itu Makkah adalah tanah kering dan tak berpenghuni. Maka Ibrahim meninggalkan mereka disana berikut sebuah kantung kulit berisi air dan pulang. Ibu Ismail mengejarnya seraya berkata: "Wahai Ibrahim, Mengapa anda meninggalkan kami di tempat terpencil ini?" Ia mengulang-ulang pertanyaan itu, tetapi Ibrahim tidak menggubrisnya. Kemudian ia bertanya, "Apakah ini perintah Allah?" Ibrahim menjawab: "Ya". Ia berkata: "Kalau begitu Dia tidak akan melalaikan kami". Ibrahim terus berjalan hingga sampai disebuah tempat yang bernama Tsaniyah, tempat yang luput dari pandangan Hajar dan anaknya. Ibrahim menghadap Ka'bah, mengangkat tangannya dan berdoa kepada Allah:

"Tuhan kami! Telah kutinggalkan sebagian keturunanku dilembah tanpa tanaman, didekat rumahmu yang suci. Tuhan Kami! Supaya mereka mendirikan shalat. Maka jadikanlah hati sebagian manusia mencintai mereka, dan berilah mereka rezeki buah-buahan, supaya mereka bersyukur". [Ibrahim (14):37].

Ibu Ismail meneteki anaknya dan minum (air bekalnya). Ketika air didalam karung kulit habis, ia dan anaknya diserang rasa haus. Ia melihat anaknya dengan perasaan nyeri, ia meninggalkan anaknya karena tak tahan dengan penderitaannya dan melihat bahwa gunung Al Shafa adalah gunung terdekat yang dapat dicapainyai. Ia berdiri disana dan melemparkan pandangannya kearah lembah dengan harapan dapat melihat seseorang tapi dia tidak melihat siapapun. Kemudian dia turun dari Al Shafa dan sesampainya di lembah ia menyelempitkan jubahnya, berlari dilembah itu seperti orang dirundung malang, hingga sampailah ia diujung lembah dan dari gunung Marwah ia berdiri melemparkan pandangannya kearah lembah berharap melihat seseorang tetapi ia tidak memlihat seseorang pun. Ia melakukan hal itu (lari antara Shofa dan Marwah) sebanyak tujuh kali. Ibnu Abbas berkata: Nabi saw Bersabda; "Ini adalah awal tradisi Sai." Ketika tiba di Marwah untuk yang terakhir, ia mendengar sebuah suara, dan iapun berkata; "Wahai siapa Anda?" aku mendengar suara, maukah anda menolongku?" Dan dia melihat Malaikat berdiri disebuah tempatmenggali tanah dengan tumitnya, hingga air menyembur deras dari tempat itu. Ia (Hajar) membuat lobang seperti baskom dengan tangannya dan mengisi kantung kulitnya dengan air yang menyembur keras dari tempat itu. Air tetap menyembur dengan keras meskipun ia telah membendungnya. Lebih lanjut Nabi saw bersabda; "Semoga Allah melimpahkan kasihnya kepada Ibu Ismail!" Seandainya ia membiarkan zam-zam dan tidak membendungnya, zam-zam akan menjadi arus deras yang akan meliputi permukaan bumi." Kemudia Ia minum air itu dan meneteki anaknya. [HR Bukhari, kitab tentang para nabi, juz 4 no 583].

Sungguh merupakan mukjizat sabda Rasulullah saw diatas. Sumur zam-zam telah berumur lebih dari 4000 tahun dan sampai sekarang masih memancar dengan baik. ORANG yang pergi menunaikan ibadah haji tentu tidak melupakan untuk membawa oleh-oleh satu ini, air Zam-zam. Air tersebut, walaupun sedikit biasanya dibagi-bagi ke sanak keluarga, tetangga, bahkan kepada orang-orang yang bertamu menyambut kepulangan dari Tanah Suci. Mungkin tidak ada satu sumurpun di dunia ini yang airnya diminum oleh berjuta-juta orang dari berbagai belahan dunia. Juga mungkin tidak ada satu sumurpun yang airnya telah dibawa keseluruh belahan dunia dari India sampai Brazilia. Sumur Zam-zam merupakan satu-satunya sumur (perigi) yang ada di tanah gersang dan tandus di kota Makah. Zam-zam juga merupakan satu-satunya air yang diminum oleh semua suku di semua negara di dunia, mulai dari suku berkulit hitam sampai yang berkulit putih. Mulai dari suku yang bermata bulat sampai bermata sipit, dari suku yang berbadan besar sampai suku yang berbadan kecil, semua meminumnya.

Tercatat pula secara nyata, sumur tertua di dunia yang masih memberikan kesegaran kepada umat manusia. Jutaan manusia telah datang dan barangkali sudah ratusan juta manusia datang ke Kabah. Mereka mandi, mencuci, berwudu, minum, bahkan membawa pulang air Zam-zam. Tetapi, sumur Zam-zam tidak pernah menampakkan bakal kering. Entah ada apanya air Zam-zam itu, komponen apa yang dikandungnya, hingga Nabi sendiri menyunahkan untuk meminumnya. Tidak mengherankan, apabila para jemaah haji begitu semangat membawanya sebagai oleh-oleh ke tanah air.

Bagi mereka, terutama yang belum berkesempatan berhaji meminum seteguk air nan bening itu akan terasa begitu menyegarkan, apalagi didasari pemikiran, kalau air ini jauh-jauh diambil dari tanah Arab. Harapannya, suatu waktu mereka pun bisa mendapat kesempatan haji seperti si pemberi. Apabila mencari tahu, di mana sebenarnya letak sumber air Zam-zam yang sudah memancar sejak ribuan tahun lalu itu? Jawabannya, tepat di tengah Masjidil Haram, kota Makah. Di sana akan terlihat "keajaiban" air Zam-zam yang diyakini tidak pernah habis sepanjang waktu. Padahal, sumber air itu berada di tengah-tengah gunung batu, serta dilingkari gurun pasir yang tandus dan gersang. Nalar manusia kadang-kadang tidak sampai memahami secara detil pada soal ini. Sejumlah pakar modern menilai, air itu dapat memancar karena posisi ketinggian Makah terletak di bawah laut, sehingga air bawah tanah menekan ke atas. Namun, pertanyaan selanjutnya mengapa tempat lain di Makah tidak mengeluarkan air yang sama? Mengapa penggalian sumur di sekitar Mekah atau bahkan disekitar sumur zam-zam justru tidak mengeluarkan air? Pada jaman masa hidup nabi saw, sumur zam-zam juga merupakan sarana yang penting. Bahkan ketika Rasulullah saw masih kecil, dada beliau pernah dibelah oleh malaikat dan di cuci dengan air zam-zam.


Rasulullah s.a.w telah didatangi oleh Jibril a.s ketika baginda sedang bermain dengan kanak-kanak. Lalu Jibril a.s memegang dan merebahkan baginda, kemudian Jibril a.s membelah dada serta mengeluarkan hati baginda. Dari hati tersebut dikeluarkan segumpal darah, lalu Jibril a.s berkata: Ini adalah bahagian syaitan yang terdapat dalam dirimu. Setelah itu Jibril membasuh hati tersebut dengan menggunakan air Zamzam di dalam sebuah bekas yang diperbuat dari emas, kemudian meletakkanya kembali ke dalam dada baginda serta menjahitnya sebagaimana asal. Dua orang kanak-kanak segera menemui ibunya iaitu ibu susuan Rasulullah s.a.w dan mereka berkata: Muhammad telah dibunuh. Seterusnya mereka mengusung baginda, ketika itu rupa baginda telah berubah. Anas berkata: Aku benar-benar pernah melihat kesan jahitan tersebut di dada baginda [Sahih Bukhari, Muslim, kitab Iman bab Isra Nabi saw].

Air zam-zam, sebagaimana sabda Rasulullah saw diatas, seandainya Hajar tidak menecegah keluarnya air maka akan meliputi seluruh bumi. Sampai sekarangpun air zam-zam masih melimpah ruah dan tidak akan habis. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan air jutaan jemaah haji tiap tahunnya air zam-zam tidak pernah kurang. Dalam buku yang dikeluarkan oleh Kerajaan Arab Saudi, Kementerian Penerangan Urusan Penerangan, Penerangan Dalam Negeri, dengan judul "Untuk pelayanan Tamu-tamu Tuhan", hal 84 disebutkan:

Rata-rata jemaah haji membutuhkan air zam-zam setiap hari 10.000 M3, berarti tiap jam dibutuhkan 765 m3 air zam-zam. Dan perlu disinggung disini, bahwa sejak masa Hajar (Ibu Ismail) air zam-zam selalu mengalir dengan derasnya tanpa henti sama sekali untuk memenuhi kebutuhan jemaah haji dan para pengunjung meskipun jumlah mereka sangat besar.

Subhanallah! Sumur kecil itu mampu melayani jemaah haji yang berjumlah jutaan orang. Volume 10.000 m3 per hari adalah jumlah yang sangat fantastis untuk ukuran sebuah sumur. Dalam buku yang sama hal 84 disebutkan bahwa:

Telah dilakukan penyelidikan, penelitian dan pemeriksaan setiap hari bahwa air zam-zam bersih dan tidak tercemar sama sekali dan dapat di minum sesuai dengan standart internasional.

Memang air zam-zam tidak usah dimasak dulu kalau akan diminum. Dan hal itu sehat-sehat saja. Bahkan disebutkan sesuai standar internasional. Mantan Menteri Agama Prof. Dr. H. Mukti Ali pada tahun 1975 pernah menganjurkan kepada para dokter dan ilmuwan untuk meneliti dari segi ilmu kesehatan. Kandungan mineral apa yang diperoleh dari air mulia itu, sehingga para jamaah haji berebut membawanya ke negeri masing-masing. Cerita air Zam-zam, sebagaimana telah diuraikan memang merupakan mukjizat bagi Siti Hajar dan Ismail. Tetapi, dari sudut ilmu pengetahuan (saintifik) dan fakta-fakta geografis maupun topografi, diketahui mata airnya berada sekitar beberapa meter dari Kabah, berada di bawah pelataran yang dipergunakan para jemaah untuk tawaf. Dari keadaan tersebut menunjukkan, bahwa letak Kabah itu sendiri berada di lembah. Apabila dilihat dari Jabal Tsur dengan ketinggian sekira 300 meter dari permukaan laut, maka posisi Kabah semakin jelas berada di lembah yang paling rendah. Ini bisa kita rasakan apabila memasuki Masjidil Haram dari pintu mana pun, kondisinya menurun. Berdasarkan kondisi ini, seorang ahli tanah, Dr. Ir. H. Muhammad Munir, M.S. berpendapat, posisi air mata Zam-zam diperkirakan di bawah permukaan air laut. Jarak mendatar antara Makah dan Laut Merah sekira 50 kilometer dengan kondisi daratan padang pasir. Sehingga, tidak menutup kemungkinan, sumber air Zam-zam itu berasal dari peresapan (intrusi) dengan air laut yang telah mengalami proses penyulingan (destilasi) alam sepanjang 50 kilometer.

"Sepanjang 50 kilometer air laut mengalami penyulingan dengan suhu udara panas, unsur-unsur garam tertahan oleh pasir sehingga rasa asin berubah menjadi tawar. Secara akal dapat diterima bahwa sumber Zam-zam itu tidak akan bisa habis selama proses penyulingan alami itu terus berlangsung," kata dosen penguji klasifikasi tanah pada Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (Unibraw) Malang ini.

Disebutkannya pula, dalam air Zam-zam terdapat kandungan yang sarat dengan berbagai unsur yang bermanfaat bagi tubuh manusia. Menurut analisisnya, ada empat unsur kimiawi yang sangat penting dalam air Zam-zam, yaitu Kalium (K), Natrium (Na), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).

"Yang menarik perhatian saya dari hasil analisis ini adalah unsur-unsur kimiawi antara air Zam-zam dengan air biasa itu bertolak belakang," ujarnya.


Sebaliknya, unsur-unsur kimiawi yang menguntungkan untuk tubuh adalah Kalium (K). Pada air biasa, kandungannya ternyata sangat sedikit, sebaliknya dalam air Zam-zam sangat tinggi. Demikian pula unsur Magnesium (Mg) yang baik bagi tubuh. Di dalam air biasa kadarnya relatif sedikit, sebaliknya pada air Zam-zam unsur ini sangat tinggi.

Dalam pandangan Muhammad Munir, sebagaimana dilansir Media Center Haji (MCH), memang seperti ada kontradiksi di mana kandungan mineral yang dibutuhkan tubuh pada air biasa sangat rendah, namun dalam air Zam-zam begitu tinggi. Sementara itu, unsur-unsur yang sangat membahayakan bagi tubuh, dalam air biasa sangat tinggi, sebaliknya pada air Zam-zam sangat rendah. Ini memang merupakan hal luar biasa. Sehingga, betul kalau banyak orang yang mengatakan bahwa air Zam-zam itu sangat bermanfaat bagi kesehatan.

Itulah hebatnya sumur zam-zam, yang airnya telah disalurkan kekota Madinah. Jangan heran dari sumur kecil airnya dialirkan ke kota Madinah dari kota Mekah yang jaraknya hampir 500 km. Mungkin tidak ada satu sumur pun di dunia ini yang airnya akan dapat disalurkan ketempat lain berjarak 500 km. Sumur-sumur lain akan kehabisan air untuk mengisi pipa-pipa sebelum air sampai di tempat tujuan, tidak seperti zam-zam. Disebutkan dalam buku yang sama hal 85:

Air zam-zam diangkut ke Masjid Nabi di Madinah 40.000 m3 setiap hari. Subhanallah!!!

Sumur Zamzam ini, sekali lagi dalam pandangan (ilmiah) hidrogeologi , hanyalah seperti sumur gali biasa. Tidak terlalu istimewa dibanding sumur-sumur gali lainnya. Namun karena sumur ini bermakna religi, maka perlu dijaga. Banyak yang menaruh harapan pada air sumur ini karena sumur ini dipercaya membawa berkah. Ada yang menyatakan sumur ini juga bisa kering kalau tidak dijaga. Bahkan kalau kita tahu kisahnya sumur ini diketemukan kembali oleh Abdul Muthalib (kakeknya Nabi Muhammad SAW) setelah hilang terkubur 5000 tahun (?).
Dahulu diatas sumur ini terdapat sebuah bangunan dengan luas 8.3 m x 10.7 m = 88.8 m2. Antara tahun 1381-1388 H bangunan ini ditiadakan untuk memperluas tempat thawaf. Sehingga tempat untuk meminum air zamzam dipindahkan ke ruang bawah tanah. Dibawah tanah ini disediakan tempat minum air zam-zam dengan sejumlah 350 kran air (220 kran untuk laki-laki dan 130 kran untuk perempuan), ruang masuk laki perempuan-pun dipisahkan.
tnya ditutup, waktu datang lagi berhaji tahun 2003″
Saat ini bangunan diatas sumur Zam-Zam yang terlihat gambar diatas itu sudah tidak ada lagi, bahkan tempat masuk ke ruang bawah tanah inipun sudah ditutup. Sehingga ruang untuk melakukan ibadah Thawaf menjadi lebih luas. Tetapi kalau anda jeli pas Thawaf masih dapat kita lihat ada tanda dimana sumur itu berada. Sumur itu terletak kira-kira 20 meter sebelah timur dari Kabah.
Montoring dan pemeliharaan sumur Zamzam
Jumlah jamaah ke Makkah tiga puluh tahun lalu hanya 400 000 pertahun (ditahun 1970-an), terus meningkat menjadi lebih dari sejuta jamaah pertahun di tahun 1990-an, Dan saat ini sudah lebih dari 2.2 juta. Tentunya diperlukan pemeliharaan sumur ini yang merupakan salah satu keajaiban dan daya tarik tersendiri bagi jamaah haji.
Pemerintah Saudi tentunya tidak dapat diam pasrah saja membiarkan sumur ini dipelihara oleh Allah melalui proses alamiah. Namun pemerintah Arab Saudi yang sudah moderen saat ini secara ilmiah dan saintifik membentuk sebuah badan khusus yang mengurusi sumur Zamzam ini. Sepertinya memang Arab Saudi juga bukan sekedar percaya saja dengan menyerahkan ke Allah sebagai penjaga, namun justru sangat meyakini manusialah yang harus memelihara berkah sumur ini.
Pada tahun 1971 dilakukan penelitian (riset) hidrologi oleh seorang ahli hidrologi dari Pakistanbernama Tariq Hussain and Moin Uddin Ahmed. Hal ini dipicu oleh pernyataan seorang doktor di Mesir yang menyatakan air Zamzam tercemar air limbah dan berbahaya untuk dikonsumsi. Tariq Hussain (termasuk saya dari sisi hidrogeologi) juga meragukan spekulasi adanya rekahan panjang yang menghubungkan laut merah dengan Sumur Zam-zam, karena Makkah terletak 75 Kilometer dari pinggir pantai. Menyangkut dugaan doktor mesir ini, tentusaja hasilnya menyangkal pernyataan seorang doktor dari Mesir tersebut, tetapi ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu penelitian Tariq Hussain ini justru akhirnya memacu pemerintah Arab Saudi untuk memperhatikan Sumur Zamzam secara moderen. Saat ini banyak sekali gedung-gedung baru yang dibangun disekitar Masjidil Haram, juga banyak sekali terowongan dibangun disekitar Makkah, sehingga saat ini pembangunannya harus benar-benar dikontrol ketat karena akan mempengaruhi kondisi hidrogeologi setempat.
Badan Riset sumur Zamzam yang berada dibawah SGS (Saudi Geological Survey) bertugas untuk
Kandungan-kandungan elemen-elemen kimiawi inilah yang menjadikan rasa dari air Zamzam sangat khas dan dipercaya dapat memberikan khasiat khusus. Air yang sudah siap saji yang bertebaran disekitar Masjidil Haram dan Masjid Nabawi di Madinah merupakan air yang sudah diproses sehingga sangat aman dan segar diminum, ada yang sudah didinginkan dan ada yang sejuk (hangat). Namun konon proses higienisasi ini tidak menggunakan proses kimiawi untuk menghindari perubahan rasa dan kandungan air ini.   
Sumber :






















Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka