Jumat, 25 Juni 2010

Ilmuwan NASA Bikin Detektor Kimia Berbahaya Pakai iPhone




Perangkatsmartphone tidak hanya bisa menampilkan video dari YouTube dan bisa membuka Facebook, tetapi yang terbaru adalah kemampuannya untuk menjadi sensor kimia dan kemudian bisa memancarkan peringatan terhadap adanya kandungan kimia yang berbahaya. Seorang ilmuwan NASA telah membuat cip sebesar perangko yang bisa disambung ke iPhone sehingga produk kesayangan Apple ini bisa menjadi detektor kimia portabel.

Alat mungil itu bisa mendeteksi kandungan kecil amonia, gas klorin, dan metana, kemudian mengirimkan peringatan pada ponsel lainnya atau ke komputer melalui jaringan telepon biasa atau sambungan nirkabel. “Hasil karya kami ini tipe yang paling kecil di dunia yang bisa membuat pemeriksaan penuh,” kata Jing Li, ilmuwan Fisika dari Pusat Riset Ames milik NASA di California, AS, seperti dilansir Livescience.

Alat yang bisa memeriksa kualitas udara itu telah diuji di stasiun luar angkasa internasional. Li dan peneliti lainnya telah mengajukan konsep ini kepada Homeland Security AS untuk dimanfaatkan. Lembaga keamanan dalam negeri tersebut berharap bahwa di masa depan, cip pendeteksi ini bisa ditaruh dalam ponsel semua orang sehingga tercipta jaringan luas pendeteksi kimia di mana pun.

Cip pendeteksi model baru yang terbuat dari silikon ini memuat 64 sensor-nano yang ringkas, murah, hemat energi, dan berkecepatan tinggi. Namun, memasukkan semua komponen pendeteksi ke dalam bentuk kecil itu ternyata sangat sulit, bahkan bagi Li yang berpengalaman membuat pendeteksi udara elektronik untuk Silicon Valley dan NASA.

“Sebelumnya kami memakai alat genggam sebesar kaleng Coca Cola,” kata Li. Namun, ia harus memikirkan ulang rancangan sirkuit cip pendeteksi itu agar bisa dibuat seukuran perangko saja.

Li dan timnya berhasil membuat cip pendeteksi yang hanya memerlukan listrik 5 miliwatt, atau 40 miliwatt bila digabungkan dengan jet pengambil sampel untuk memeriksa kandungan kimia. Sebagai perbandingan,charger iPhone 3G bisa menghabiskan 2 watt, atau 2.000 miliwatt.

Tim peneliti memperkirakan bahwa baterai iPhone bisa bertahan 100 jam bila cip pendeteksi itu bekerja terus-menerus, tanpa jet pengambil sampelnya. Bila digunakan terus-menerus bersama jet pengambil sampel, maka daya tahan baterai berkurang jauh hingga 20 jam saja. Namun, Li mengingatkan bahwa cip itu paling hanya aktif pada interval waktu tertentu saja, seperti setiap lima atau 10 menit, dan bekerja selama satu atau dua menit, tergantung keinginan pemiliknya.

Li dan para mitranya semua memilih bekerja sama dengan iPhone pada akhir tahun lalu karena iPhone merupakan sumber daya yang terbuka untuk pengembang pihak ketiga. Namun belakangan, Apple berubah pikiran dan melarang pihak luar untuk memasukkan aplikasi atau tambahan pada iPhone, yang berarti para peneliti tak bisa lagi langsung menyambung alat deteksi mereka pada iPhone (lewat port di bawah iPhone).

Maka dari itu, mereka berusaha mendapatkan solusi. Cip pendeteksi itu kini hanya mengambil daya dari port bawah iPhone, sementara komunikasi data lewat saluran audio. Untuk melakukan itu, para peneliti harus mengubah sinyal elektronik cip itu dari voltase menjadi frekuensi sehingga perekam gelombang iPhone bisa menangkap data sensor.

“Dengan cara ini, kita tidak melanggar ketentuan iPhone, dan semuanya dilakukan secara legal,” kata Li. Namun, ia berharap Pemerintah AS dan NASA bisa bernegosiasi dengan Apple sehingga mereka mendapat perkecualian.

Akan tetapi, Li juga tak membuang kemungkinan berganti pada ponsel jenis lain pada fase kedua program mereka di awal tahun depan, walaupun ini berarti mereka harus merancang ulang sambungan pendeteksi itu.

Untuk sekarang, tim Li berencana membuat sensor yang lebih tipis yang bisa menampilkan data pada iPhone karena saat ini diperlukan komputer untuk mengartikan kode data. Para peneliti ingin agar sensor ini bisa mengidentifikasi bahan kimia menurut nama, dan lebih lagi mendeteksi konsentrasi, kelembaban, dan suhu.

Mereka juga berencana agar data tersebut bisa menunjukkan lokasi kandungan kimia itu dengan memakai fitur GPS dari iPhone. Li juga berharap bahwa suatu hari alat deteksi ini bisa dipakai para pemadam kebakaran atau siapa saja yang melihat kebakaran pertama kali.





Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs .. created by IHSAN.

Tukaran LINK disini
Kolom blog tutorial

Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka