Senin, 21 Juni 2010

KTT Perubahan iklim dibuka



Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) PBB tentang Perubahan Iklim Internasional di Kopenhagen,Denmark,resmi dibuka kemarin dan akan berlangsung hingga 18 Desember.

Sebanyak 192 delegasi negara hadir dalam pertemuan yang diharapkan akan membuahkan keputusan penting terkait upaya dunia mengatasi pemanasan global.Oleh para ilmuwan,pertemuan tersebut dinilai sebagai sebuah konferensi penting karena dihadiri banyak delegasi. KTT Kopenhagen bertujuan membahas sebuah pakta baru guna menanggulangi emisi gas rumah kaca setelah Protokol Kyoto berakhir pada 2012. KTT kali ini terasa istimewa karena akan dihadiri Presien Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan beberapa pemimpin dunia lainnya.

Para delegasi akan berusaha menyusun cetak biru untuk menangani efek rumah kaca yang disebut- sebut turut memberi andil meningkatnya suhu bumi dan mengganggu sistem iklim dunia. Mereka juga diharapkan menemukan mekanisme bersama untuk membantu negara-negara miskin yang mendapat dampak dari perubahan iklim,seperti masalah kekeringan hingga banjir, angin topan, hingga naiknya permukaan laut.

“Para delegasi mengirim sinyal yang jelas dari para pemimpin dunia untuk mampu menciptakan proposal yang tangguh yang dapat dilaksanakan secara cepat,”kata Sekretaris Eksekutif Kerangka Kerja Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim (UNFCCC) Yvo de Boer. Dia menyebutkan adanya optimisme yang terpancar dari KTT kali ini. Hadirnya utusan negara dalam jumlah banyak,menurutnya, sebagai langkah maju dalam upaya penyelamatan iklim masa depan.“Kopenhagen menjadi titik awal respons internasional dalam masalah perubahan iklim,”ujarnya.

Sebelumnya, Sekjen PBB Ban Ki-moon juga menyampaikan optimismenya terhadap penyelenggaraan KTT Kopenhagen. “Saya sangat optimistis dengan Konferensi Kopenhagen. Saya pikir pertemuan ini akan menjadi sejarah bagi negara-negara anggota PBB,” kata Ban. Konferensi Perubahan Iklim PBB (UNCCC) Pertemuan Para Pihak Ke-15 (COP-15) di Kopenhagen ini dinilai memiliki peranan penting karena bakal menjadi penentu arah kebijakan dunia selanjutnya dalam menangani perubahan iklim setelah Protokol Kyoto yang dibuat tahun 1997 berakhir pada 2012.

Terkait ambisi yang bakal dicapai dalam pertemuan kali ini, De Boer mengatakan,“Saya pikir hasil yang akan dicapai di Kopenhagen adalah paket keputusan dengan tujuan jangka panjang.” Beberapa target yang hendak dicapai dalam KTT Kopenhagen di antaranya,meminta negara-negara kaya mengurangi emisi gas buang mereka. KTT juga berusaha agar negara-negara berkembang yang telah maju untuk membatasi pertumbuhan emisi gas buang mereka.

Selanjutnya KTT berupaya mencari solusi keuangan bagi negaranegara miskin yang akan memberikan kesempatan kepada mereka melakukan adaptasi atas dampak perubahan iklim yang terjadi. Sebanyak 56 surat kabar di seluruh penjuru dunia menerbitkan editorial terkait KTT Kopenhagen. “Kami meminta perwakilan dari 192 negara yang berkumpul di Kopenhagen tidak sekadar duduk, tidak hanya berselisih,mengecam satu dan lainnya, tapi bisa memanfaatkan kesempatan dari kegagalan politik modern,” tulis editorial tersebut.

Sementara itu, dua remaja Indonesia, Gracia Paramitha,20,asal Surabaya, dan Siti Nur Alliah, 23, dari Kalimantan Tengah, berkesempatan untuk menjadi bagian dari Tim Negosiasi Perubahan Iklim dari Kementerian Negara Lingkungan Hidup (Kemeneg LH) pada KTT Perubahan Iklim di Kopenhagen. Dalam siaran persnya kemarin British Council menyebutkan, keduanya akan menjadi bagian dari tim subsidiary body UNFCCC.




Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs .. created by IHSAN.

Tukaran LINK disini
Kolom blog tutorial

Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka