Sabtu, 18 September 2010

Jangan Abaikan Sakit Mata


MATA merah, berair, dan susah fokus saat melihat merupakan gejala mata lelah. Bila diabaikan, ini bisa mengganggu aktivitas dan produktivitas Anda.

Bagaimana cara mengatasinya? Tary, 12, terus-terusan mengucek mata. Tidak lama kemudian matanya pun semakin berair. Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, mata Tary cukup sering mengalami gangguan.

Dikatakan dokter, Tary memang mengalami minus karena kebiasaannya membaca sambil tiduran di waktu kecil. Hal itu juga diperparah saat memasuki sekolah, dengan padatnya kurikulum sekolah unggulan dan tambahan les di luar jam sekolah.

“Kata dokter mataku sering lelah karena sering salah melakukan aktivitas pada mata,” ucap murid kelas 6 SD ini.

Dikatakan oleh ahli kesehatan mata dari Klinik Mata Lelah Rumah Sakit Royal Progress Jakarta, dr Cosmos Mangunsong SpM, di saat seseorang mengalami kelelahan fisik dalam kehidupan sehari-hari yang bisa ditimbulkan dari pekerjaan di kantor, aktivitas di rumah, aktivitas hobi, dan aktivitas lain yang pasti akan menyerap energi kita, biasanya akan berujung pada rasa lelah.

Solusi yang kita lakukan pada saat lelah adalah beristirahat sejenak kemudian melanjutkan pekerjaan lagi. Nah, rasa lelah yang kita rasakan sehari-hari umumnya karena kelelahan pada otot-otot alat gerak dan otot-otot penyangga tubuh sehingga timbul rasa pegal dan lemas yang kita identikkan dengan rasa lelah.

Kelelahan itu pun bisa terjadi pada mata Anda. Panca indera yang berfungsi sebagai organ visual ini adalah organ yang menentukan kesejahteraan hidup seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari, terlihat bahwa semakin baik pekerjaan seseorang, maka membutuhkan ketajaman mata yang baik.

Pada pekerjaan-pekerjaan tertentu bahkan kesehatan mata menyangkut keselamatan orang banyak, seperti dokter yang melakukan pembedahan, pilot, sopir, dan lainnya. Namun jangan salah, tidak hanya fisik yang bisa lelah, mata juga dapat menjadi lelah (astenopia) dengan derajat kelelahannya sangat bervariasi.

Cosmos menuturkan, penyebab tersering dari mata lelah ini adalah aktivitas fokus pada melihat dekat atau jarak baca yang berkepanjangan, melihat objek yang bergerak sepanjang hari, kekurangan waktu istirahat, dan posisi membaca yang salah.

“Bahkan kelelahan fisik umum yang terjadi pada badan kita dan kurangnya asupan nutrisi serta antioksidan untuk mata diduga menjadi penyebab mata lelah,” ujar staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Struktur pembentuk media refraksi yang transparan tidak menimbulkan kelelahan walaupun harus bekerja terus menerus.

Selain itu, sistem persarafan mata dan foto reseptor yang menerima rangsang cahaya dalam bentuk bayangan untuk diteruskan ke otak juga relatif tidak menimbulkan sensasi kelelahan bila bekerja terus-menerus.

Namun apabila asupan vitamin A tidak cukup ke dalam mata, maka bahan baku sel-sel fotoreseptor berkurang sehingga dapat menimbulkan penurunan tajam penglihatan.

“Sensasi rasa lelah yang kita rasakan disebabkan oleh kelelahan otot akomodasi dan otot-otot penggerak bola mata,” ucap dokter lulusan Universitas Indonesia ini.

Masih dijelaskan Cosmos, apabila kita memfokuskan penglihatan terus-menerus yaitu pada jarak baca, maka salah satu bagian otot akomodasi yang mencembungkan bola mata akan berkontraksi terusmenerus sehingga menyebabkan kelelahan.

Sama halnya apabila kita mengendarai kendaraan terus-menerus, mata kita akan bergerak ke segala arah memerhatikan objek-objek di jalan.

“Gerakan yang kontinu walaupun dapat terjadi di bawah sadar juga dapat melelahkan mata,” ujar dokter yang juga menjadi aktivis dan peneliti kesehatan mata masyarakat serta penyakit mata akibat kerja Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Apabila kelelahan otot akomodasi dan otot penggerak bola mata terus terjadi, maka dapat menyebabkan rasa kantuk pada mata, kesulitan memfokuskan penglihatan, pegal di sekitar bola mata, mata berair atau perih, pusing, atau bahkan disertai rasa mual.

“Kelelahan ini dapat bersifat sementara, namun dapat juga menetap,” tandasnya kepada SINDO.

Dikatakan oleh Kepala Divisi Refraksi dan Lensa Kontak Departemen Mata FKUI-RSCM, dr Tri Rahayu SpM FIACLE, mata lelah juga bisa terjadi karena penggunaan kontak lensa. Gangguan mata yang cukup mengganggu aktivitas sehari-hari tersebut memang harus segera diantisipasi agar mata tidak mengalami kelelahan dan ketidaknyamanan.

“Penggunaan kontak lensa lebih dari sepuluh jam, bisa mengganggu kesehatan mata dan bisa menyebabkan mata lelah,” tutur dia.

Mata lelah menjadi salah satu hal yang kurang diperhatikan oleh banyak orang. Padahal, keadaan yang sering dijumpai saat ini justru memperlihatkan keadaan yang sering membuat mata lelah,seperti semakin maraknya penggunaan teknologi visual seperti komputer, internet, alat-alat elektronik yang menggunakan layar semakin kecil, video, atau komputer gamedengan gerakan objek yang cepat dan warna yang sangat kontras. Untuk itu, segera sikapi mata lelah apabila Anda mulai merasakannya.
 
 
kirim komentar anda melalui emai disini

Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka