Kamis, 26 Agustus 2010

ASAL-USUL mantra ABRAKADABRA


lambang abrax

Istilah tukang sulap “Abrakadabra” berasal dari kata Yunani “Abraxas”. Sekte Gnostik di abad ke-2 memercayai Yesus Kristus berasal dari Abraxas dan hidup sebagai hantu di bumi.
Dikutip dari buku Da Vinci Code Decoded karya Martin Lunn
A – B – R – A – K – A – D – A – B – R – A
A – B – R – A – K – A – D – A – B – R
A – B – R – A – K – A – D – A – B
A – B – R – A – K – A – D – A
A – B – R – A – K – A – D
A – B – R – A – K – A
A – B – R – A – K
A – B – R – A
A – B – R
A – B
                        A

Kata Gnostik sendiri berasal dari bahasa Yunani, gnosis, yang artinya pengetahuan. Gnostisme merupakan sistem agama dualisme: percaya bahwa gabungan kekuatan yang sama antara baik dan jahat menguasai dunia.
Beberapa penganut Gnostik percaya, dunia materi diperintah oleh Tuhan yang menciptakannya, yaitu “Rex Mundi” [Raja Dunia] yang jahat. Sedangkan dunia spiritual dipimpin oleh Tuhan yang dianggap baik.
Kata Abraxas atau Abrasax atau Abracax diukir pada sebuah batu yang digunakan sebagai jimat oleh pengikut sekte Gnostik. Batu tersebut oleh orang Mesir dianggap sebagai dewa sekaligus setan. Pada abad kedua, salah satu sekte Gnostik, yaitu kelompok Basilideans, memakai istilah Abraxas — yang juga dipercaya sebagai asal-muasal mantra para pesulap “Abrakadabra”. Kepercayaan mereka adalah bahwa Yesus berasal dari Abraxas dan hidup di bumi sebagai phantom atau hantu. Kata Abraxas mengandung tujuh huruf Yunani yang artinya 365, yaitu jumlah hari pada tiga tahun berturut-turut dari empat tahun.
Abraxas dipercaya memerintah 365 dewa yang masing-masing memiliki satu kebajikan. Sehingga setiap hari dalam satu tahun diberikan satu kebajikan khusus.

Injil Gnostik dimasukkan dalam golongan “Perjanjian Baru palsu”. Sejak abad keempat gereja melarang Injil Gnostik. Namun ada sebagian tulisan injil tersebut yang berhasil diselamatkan, seperti ditemukan di Yunani dan Mesir. Kaum rohaniawan Kristen berpendapat, tulisan-tulisan tentang Yesus dalam injil itu adalah palsu.
• Penulis Martin Lunn adalah master sejarah dan jurnalisme, kini tinggal di Barcelona. Dia pernah lama bermukim di Timur Tengah, Amerika Serikat, dan beberapa negara Eropa.


kirim komentar anda melalui emai disini





















Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka