Kamis, 29 Juli 2010

Marhaban Ya Ramadhan



Minggu-minggu ini banyak kita dengan seruan “Marhaban Ya Ramadhan”, “Marhaban Ya Syahrul Mubarak”, “selamat datang Ramadhan”. Di masjid-masjid, stasiun televisi gencar menyiarkan, radio mulai rutin, juga berbagai mailing list, ungkapan selamat datang Ramadhan tampil dengan berbagai ekpresi yang variatif. Ada rasa gembira akan datangnya Ramadhan, ke-khusyu’-an, harapan, semangat dan nuansa spiritualitas lainnya yang sarat makna untuk diekpresikan. Itulah indahnya bulan Ramadhan, bulan yang tahun lalu kita lepas dengan linangan air mata, kini datang kembali menjenguk kita dengan segala kemegahan, kesyahduan, keistimewaan dan keagungannya.

Sejumlah kajian-kajian diadakan dalam rangka menggali nilai dan hikmah yang terkandung dalam ramadhan. Banyak nilai yang terkandung dalam ramadhan baik nilai sosial, kemanusiaan, semangat solidaritas, kebersamaan dan persahabatan. Ada pula manfaat badaniah yang bisa dirasakan semisal manfaat kesehatan, peningkatan intelektual, kemesraan dan keharmonisan keluarga, manajemen hawa nafsu dan lainnya. Selain aspek spiritual spiritualitas berupa peningkatan kecerdasan spiritual dan ketaqwaan kepada Allah SWT.

Ramadhan adalah bulan penyemangat. Bulan yang mengisi kembali baterai jiwa setiap muslim. Ramadhan harus kita maknai dengan semangat pengamalan ibadah yang sempurna. Ramadhan harus kita maknai dengan memenangkan kebaikan atas segala keburukan. Ramadhan harus kita implementasikan dengan semangat mengajak kepada jalan yang benar, kepada ajaran Al-Qur’an dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Ramadhan harus kita maknai dengan perdamaian dan keteduhan. Ramadhan harus kita realisasikan dengan perjuangan menentang kedzaliman dan ketidakadilan di khususnya disekitar kita. Ramadhan harus kita hiasi dengan meminta dan memberikan ampunan.

Saudaraku, dalam satu tahun Allah menciptakan satu bulan istimewa, bulan yang penuh kasih sayang, barokah, dan ampunan. Sungguh bulan yang benar-benar beda dengan sebelas bulan lainnya, hari demi harinya berbeda, jam demi jamnya berbeda, detik demi detik berbeda; begitu spesial. Inilah bulan Ramadhan. Bulan yang sangat dirindukan oleh umat Islam sedunia.

Di bulan Ramadhan ini, Allah SWT menjanjikan akan menjamu hamba-hamba yang beriman. Sedemikian dahsyatnya jamuan Allah, sampai-sampai bagi siapa pun yang melewati saat-saat Ramadhan ini dengan sebaik-sebaiknya, maka dia dijanjikan mendapat jaminan keselamatan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan suci ini sebagai sarana peningkatan kualitas amal ibadah kita kepada Allah. Kita jadikan bulan ini sebagai sarana untuk mencapai tujuan mulia kita, yaitu memperbaiki mutu diri kita.

Apa sebenarnya yang harus kita perbaiki dari diri kita ini? Salah satu jebakan dari kehidupan duniawi sekarang adalah kita merasa aman dan bangga dengan aksesori dunia. Kita merasa senang dengan keindahan penampilan. Kita merasa senang mengeluarkan biaya yang mahal untuk memperindah rumah kita. Kita juga mau mengkredit tiap bulan untuk mobil mewah agar diri kita tampak lebih indah. Kita semakin bersungguh-sungguh memperindah aksesori duniawi. Tapi, tak banyak orang yang bersungguh-sungguh memperindah kepribadiannya dengan akhlak mulia dan kualitas ibadah yang baik.

Saudaraku, mari kita bertekad, pantang bagi kita menyia-nyiakan perpindahan detik demi detik di bulan Ramadhan ini tanpa peningkatan amal. Ramadhan ini sungguh sangat berharga bagi kita sehingga kita harus memperhitungkan agar setiap ucapan, pikiran, dan perilaku kita menjadi amal shalih.

Mari kita isi bulan Ramadhan ini dengan melakukan amal ibadah, tidak saja ibadah secara ritual namun juga ibadah yang bersifat sosial. Salah satu caranya, kita dapat membuat skala prioritas dalam bulan Ramadhan ini. Pertama, manajemen waktu kita harus terkendali dengan baik. Kedua, kita harus mempunyai target yang jelas. Tentang shalat kita, misalnya. Kita evaluasi kembali, apakah sudah khusyuk dan sesuai dengan yang dicontohkan Nabi?

Saudaraku, hal lain yang prioritas harus kita tekadkan di bulan Ramadhan adalah menjadi ahli sedekah (Insya Allah). Tentu saja kemampuan ekonomi di antara kita berbeda-beda. Sedekah itu tidak diukur dari besar kecilnya, akan tetapi optimalisasi yang kita lakukan. Percayalah, tidak pernah berkurang harta dengan disedekahkan, melainkan bertambah, bertambah dan bertambah nilainya di hadapan Allah .

Dengan mempersiapkan dan memprogram aktifitas kita selama bulan Ramadhan ini, insya Allah akan menghasilkan kebahagiaan. Kebahagiaan akan terasa istimewa manakala melalui perjuangan dan jerih payah. Semakin berat dan serius usaha kita meraih kabahagiaan, maka semakin nikmat kebahagiaan itu kita rasakan. Itulah yang dijelaskan dalam sebuah hadist Nabi bahwa orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan.

Pertama yaitu kebahagiaan ketika ia berbuka. Ini artinya kebahagiaan yang duniawi, yang didapatkannya ketika terpenuhinya keinginan dan kebutuhan jasmani yang sebelumnya telah dikekangnya, maupun kabahagiaan rohani karena terobatinya kehausan spiritualitas.

Kedua, adalah kebahagiaan ketika bertemu dengan Allah SWT. Inilah kebahagian ukhrawi yang didapatkannya pada saat pertemuannya yang hakiki dengan al-Khaliq. Kebahagiaan yang merupakan puncak dari setiap kebahagiaan yang ada.




Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs .. created by IHSAN.











internet marketing

Click here to get Kaya Dari Facebook Marketing | Profit Bisnis dan Keamanan Pribadi











Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka