Sebuah perternakan di Wyoming, Amerika Serikat mengeluarkan produk baru yang unik, benang laba-laba dari susu kambing.
Kedengarannya aneh, namun pakar biologi molekul, Randy Lewis optimistis dalam dua tahun, benang laba-laba dari susu yang dihasikan kambing bisa mengatasi kelelahan tubuh atau ketegangan otot dan ikatan sendi, bahkan masalah tulang.
Profesor Lewis dan timnya di Universitas Wyoming telah berhasil mengimplantasi atau menanam gen pembuat jaring dari laba-laba jenis golden orb ke dalam tubuh beberapa kambing. Dan saat ini, mereka bisa memproduksi salah satu produk alami paling kuat dalam jumlah yang bisa diaplikasikan.
Teknologi ini memang sebuah terobosan, namun bukan pengetahuan yang sama sekali baru. Jaring laba-laba telah digunakan berabad-abad untuk membungkus luka. Masalahnya, baru kini diketahui bagaimana untuk mendapatkannya dalam jumlah besar.
"Kami membutuhkan cara untuk memproduksi protein jaring laba-laba dalam jumlah besar," kata Profesor Lewis kepada News.com.au, Senin 17 Mei 2010.
"Laba-laba tak bisa diternakkan, maka beternak binatang itu tak jadi pilihan," kata dia.
Apalagi, laba-laba punya kecenderungan untuk saling memakan satu sama lain, memanen benang dari laba-laba tak akan pernah mencukupi kebutuhan manusia.
Para ilmuwan lantas membuat terobosan. Mereka menanam DNA penghasil benang dari laba-laba ke kambing betina.
"Penyambungan ternyata relatif mudah karena ada gen promotor aktif di kelenjar susu kambing," katanya.
Bagaimana cara kambing menghasilkan benang laba-laba?
Menurut Lewis, susu dari kambing khusus -- yang ditanami DNA laba-laba itu dikumpulkan lalu dibawa ke laboratorium. Di sana, protein benang laba-laba akan dipisahkan. Protein ini akan mengeras dan lalu dipintal seperti benang.
Lewis mengatakan, tim mengumpulkan sekitar empat meter benang laba-laba dari tiap empat tetes protein yang mereka kumpulkan.
Benang ini punya kegunaan yang luas dalam hal kesehatan, sebagai pengikat, termasuk penggantian ikatan sendi.
"Jika ini berhasil, terus terang salah satu aplikasi pertama adalah mungkin tali pancing," kata Lewis. Ilmuwan masih perlu waktu dua tahun untuk mengkaji bahan ini sampai bisa dilemparkan ke pasar.
Terkait nasib kambing yang jadi bahan percobaan, Lewis mengatakan tak ada bukti yang mengarah bahwa kambing tersebut mengalami gangguan fisik maupun psikologis.
Ditambahkan Lewis, ilmuwan sedang mengembangkan teknologi yang sama pada ternak jenis, alfalfa.
Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs ..
created by IHSAN.