Jumat, 09 Juli 2010

Adam dan Teori Evolusi






Dari sisi evolusionis, tidak ada spesies yang mempunyai ciri-ciri seperti Adam atau yang mendekati. Dari sekian banyak fosil hominin yang kita punya. Kecenderungan malah menunjukkan sebaliknya. Manusia masa lalu, mulai dari ardipithecus ramidus, australopithecus, dsb, semua memiliki ukuran lebih kecil dari manusia modern. 

Selain itu, manusia dengan tinggi beberapa puluh meter, secara evolusi tidak mungkin. Ia akan runtuh karena gravitasinya, karena massa yang badan atas dan badan bawah yang kurang lebih sama, sementara gravitasi akan lebih menarik yang atas daripada bawah. Itu mengapa brontosaurus harus bertopang pada empat kaki, begitu juga gajah. Primata yang berjalan dengan dua kaki saja masih sangat boros energi, apalagi manusia raksasa seperti adam. Manusia seukuran adam, atau versi hollywoodnya, Kingkong, hanya dapat eksis dalam planet bergravitasi rendah. Standar bumi tidak memungkinkan. 
Tambahan pada postur tubuh seperti adam yang mustahil dapat diperiksa dari pendapat ilmuan mengenai postur tubuh king kong
http://www.forbes.com/2005/12/12/king-kong-biolog....
Saya rasa adam tidak jauh beda dengan kingkong, karena keduanya berjalan dengan dua kaki, bagian atas kurang lebih seimbang dengan bagian bawahnya, dan keduanya sama2 primata dalam sudut pandang evolusi
bila adam memang ada seperti yang anda deskripsikan, mas Ikhsan. Adam tidak akan dapat bergerak. Ia tidak seimbang.
Menjadikan tulang dan otot kaki lebih kuat memang mungkin menambah stabilitas Adam. Tapi kontradiksi nya adalah, ketiadaan fosil. Secara evolusi, bila Adam memiliki otot atau tulang kaki lebih kuat 3x lebih besar dan manusia sekarang punya 1X saja kekuatannya dan ukuran tubuh lebih kecil, maka kita menduga menemukan fosil yang menunjukkan transisi, katakanlah 2x lebih keras tulangnya dengan postur antara Adam dan manusia modern. Dan hal tersebut tidak ditemukan. Lagipula bila Adam memiliki tulang yang kuat, maka tulangnya akan lebih mudah memfosil, kita belum menemukan bukti adanya fosil manusia dengan massa tulang lebih besar dari manusia modern. 
Teori Adam mengatakan bahwa Zaman selagi Adam hidup merupakan periode Alluvium dimana permukaan lautan mengering dan banyak dasar lautan yang menjadi daratan. Walau begitu, Kemungkinan survival dengan lansekap tersebut, malah mendukung kebebasan bergerak Adam, bukan sebaliknya.
Kelompok hominin pertama, yang meninggalkan Afrika sekitar 1.9 juta tahun lalu, adalah Homo erektus. Penemuan arkeologis dan data genetik menunjukkan kalau setidaknya dua kelompok lain segera keluar afrika : Pertama, sekitar 500 ribu hingga 300 ribu tahun lalu, leluhur Homo Sapiens Neanderthal. Setelah itu, 50 ribu tahun lalu, manusia yang modern secara anatomis, Homo Sapiens Sapiens. Keturunan langsung Homo erektus dapat bertahan hidup hingga kurang dari 100 ribu tahun lalu di Indonesia. Wakil lebih tua Homo erektus dan Homo heidelbergensis tinggal di lintang utara -- sebagai contoh, lebih dari 125 ribu tahun di Pegunungan Altai di Siberia Selatan. Neanderthal juga hidup di saat yang sama di Siberia.
Fosil transisi telah ada di mana2. Pihak kontra saja yang menolak. Kita punya transisi lengkap kuda yang menunjukkan perubahan ukuran dari kecil ke besar, dan jumlah jari kaki yang awalnya lima, menjadi tiga dan akhirnya sekarang satu. Kita juga punya fosil transisi paus yang lengkap. Bahkan sebelumnya saya telah katakan kalau adanya sederetan fosil transisi manusia dari ukuran tubuh kecil hingga seukuran sekarang. Bahkan dapat dikatakan kalau ada jutaan fosil transisi karena setiap spesies dapat dilihat sebagai transisi dari satu spesies ke spesies lainnya. Mungkin theis mendapatkan terlalu banyak bukti sehingga tidak dapat melihatnya sebagai bukti sama sekali.
Ini daftar yang tidak spesifik tapi sangat komprehensif dari Live science :
http://www.livescience.com/animals/090211-transit...
Ini lebih terstruktur : 
http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_transitional...
Dan yang ini lengkap dengan referensi jurnal nya:
http://www.talkorigins.org/indexcc/CC/CC200.html
Dan sekali lagi, fosil manusia sesuai dengan teori evolusi, dimana manusia terus bertransisi dari tubuh yang kecil menjadi besar seperti sekarang. Bila fosil adam, manusia raksasa dengan tulang kaki sangat keras, ditemukan. Tentunya teori evolusi dipertanyakan kembali. Jadi, ketiadaan fosil justru membuktikan kalau teori evolusi benar.
Klaim kalau Adam berusia ratusan tahun saat hidup tidak dapat diterima dalam teori evolusi. Penelitian ilmiah membuktikan kalau manusia di masa lalu usianya rata-rata lebih pendek dari pada manusia jaman sekarang, walaupun secara fisik mereka lebih kuat. Lihat penelitiannya disini :
http://www.pnas.org/content/101/30/10895.long
Bahkan bila kita memasukkan waktu penulisan hadist, sehingga menjadi 7500 tahun lalu, Itu masih bertentangan dengan penemuan teori evolusi yang mengatakan kalau manusia modern pertama muncul 50ribu tahun lalu. Bahkan bila kita hanya bertopang pada bukti sejarah (bukan pra sejarah), maka kita temukan sejarah manusia pertama diabadikan 30 ribu tahun lalu di gua-gua (ingat film Ice Age)
Homo sapiens ada dua jenis varian (HS sapiens dan HS Neanderthalensis). HS Neanderthalensis telah punah. Tapi kita bisa sepakat kalau Adam termasuk HS sapiens atau leluhur dari kedua varian Homo sapiens tersebut.
Modernitas, kemajuan teknologi, bahasa dan sebagainya yang kita rasakan sekarang merupakan tampilan kebudayaan yang baru dalam evolusi manusia. Manusia sudah 50 ribu tahun tapi teknologi baru ditemukan sekitar beberapa belas ribu tahun lalu. Faktor panjangnya usia semestinya memberikan hasil yang sebaliknya. Ambil contoh, anda tinggal 50 ribu tahun lalu dan usia anda bisa mencapai 600 tahun. Anda bisa melakukan banyak hal, selain kebutuhan dasar disitu. Anda bisa menemukan roda, memikirkan tentang rotasi bumi dengan lebih teliti ketimbang asumsi primitif. Pengalaman anda sangat banyak dan masa belajar anda panjang. Anggap saja 100 tahun pertama hidup adalah masa belajar, dan 200 tahun kemudian masa mengeksplorasi, dan pada usia 300 anda bisa menemukan roda atau kendaraan jenis baru. Ini tidak kita temukan dalam arkeologi. Alasannya sederhana, terlalu banyak ancaman yang bisa membuat mati, sehingga kita sibuk menjaga diri kita agar tetap hidup besok. Akibatnya rentang usia pendek karena kebertahanan hidup yang sulit. Anda tidak dapat hidup dengan aman di dunia penuh singa, buaya dan sabretooth mengintai di mana2 untuk memangsa anda. Hidup di masa lalu cenderung singkat di bandingkan sekarang. Ini kita sebut seleksi alam, hanya yang bertahan hidup cukup baik mampu meneruskan keturunan. Dan demikian terjadi terus menerus dalam perubahan yang bertahap hingga kita bisa tiba pada kemampuan kita seperti sekarang. Dan ini belum lagi memasukkan faktor penuaan. Apakah dalam usia 100 tahun itu kita masih berfisik dewasa atau berfisik seperti kakek2 berusia 100 tahun di masa kini? Jika yang terakhir yang benar, usia 101 tahun sudah sangat tidak efektif untuk dapat mengejar ke 600 karena ia lemah dan bisa dengan mudah dimangsa harimau purba. 
Udara bersih memang baik. Tapi bahkan di daerah pedesaan di masa kini, orang paling bisa mencapai usia seratus tahunan.
Manusia modern yang hidup di zaman itu memang sedikit relatif dengan masa kini. Tapi kita juga hidup berdampingan dengan varian manusia jenis lain, seperti homo erectus, homo neanderthal, dsb. Beberapa ilmuan mengatakan kalau homo sapiens dan erectus saling berperang dan sapiens membuat punah erectus di beberapa lokasi. Begitu juga kejadiannya dengan neanderthal. Ketiadaan campuran genetik antara sapiens dan neanderthal, padahal keduanya satu spesies, hanya beda varian, (seperti kucing persia dan kucing biasa yang bisa kawin karena hanya beda varian), menunjukkan dua kemungkinan: Mereka tidak saling kontak karena saling terisolasi atau mereka saling kontak namun bermusuhan sehingga tidak boleh ada yang kawin silang. Penelitian menunjukkan kalau neanderthal dan sapiens memang saling kontak. Jadi selain manusia sedikit, ia juga diancam oleh hewan buas dan manusia jenis lainnya.
Supernaturalisme itu masih sangat muda. Bukti fosil hanya menunjukkan kalau manusia mengenal supernaturalisme beberapa belas ribu tahun lalu yang ditunjukkan adanya bekas upacara di kuburan homo neanderthal. 
Faktor-faktor seperti : rokok, free sex, miras, malas. Semuanya mungkin tidak ada artinya dibandingkan ancaman binatang buas, perlindungan terhadap cuaca (kita sekarang bisa enak2an di rumah saat hujan badai, manusia di masa lalu belum tentu dan juga jangan lupa adanya zaman es), pengobatan yang kadang mengerikan (terdapat bukti kalau manusia di masa lalu memukul kepalanya dengan batu kalau sakit kepala) dsb. Bisa jadi malah inilah mengapa jumlah homo sapiens cenderung statis dalam beberapa puluh ribu tahun. Jumlah mereka yang sedikit adalah akibat dari usia yang pendek, bukan sebagai sebab usia yang panjang.





Selamat mencoba , semoga bermanfaat dan berguna untuk anda..copy paste di bolehkan, asal tidak menjelek2kan artikel ini yang telah dibuat.Terima kasih telah berkunjung di Ihsan_blogs .. created by IHSAN.










internet marketing

Click here to get Kaya Dari Facebook Marketing | Profit Bisnis dan Keamanan Pribadi








Baca Juga Yang Lainnya Tentang :

Kata Mereka