Di Indonesia, memilih produk makanan, minuman kosmetika hingga produk jasa tak sekadar yang memberi manfaat bagi pemakainya. Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, label halal menjadi hal penting sebelum memilih dan membeli barang.
Bagaimana mengenali produk halal di antara ribuan produk beredar yang ada di sekeliling kita?
Produk halal, menurut Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama RI tidak sekadar produk fisik. Bahan, proses pembuatan hingga tujuan harus mencerminkan, produk tersebut memenuhi unsur-unsur halal. Bahkan, dalam arti lebih luas, produk halal juga menyangkut etika dalam melaksanakan bisnis dan usaha.
"Halal harus meliputi segala aspek sejak asal mula hingga menjadi produk yang siap dikonsumsi," katanya pada pembukaan Islamic Festival and Halal Expo 2010 di Balai Kartini Expo Jakarta, Kamis, 5 Agustus 2010.
Di tengah keprihatinan sebagian besar penduduk Indonesia yang muslim namun tidak memahami produk halal, perlu dikembangkan kesadaran memilih makanan halal. "Label sertifikat halal yang disertakan dalam kemasan produk. Produsen juga harus mencantumkan apakah produk mengandung produk hewani yang haram, halal atau minimal syubhat," katanya mengungkapkan.
Ia menyarankan agar masyarakat lebih peka dan berhati-hati terhadap produk makanan, minuman, kosmetika, obat-obatan yang tidak mencantumkan label halal yang diakui pemerintah.
Indonesia adalah pangsa pasar produk yang dibanjiri berbagai produk dari berbagai negara. Meskipun jumlah produk halal yang beredar semakin banyak, jumlah produk halal masih terbilang sedikit.
Dari sekitar 30 ribu jenis produk beredar, hanya 9 persen yang memiliki sertifikat halal. Untuk itu, pemerintah melalui lembaga terkait akan menyetop peredaran makanan tanpa label halal dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menyertakan sertifikasi jaminan halal.