Istri masih ‘kongkow’ bareng teman di kafe dan suami masih meeting dengan klien itu sudah pemandangan biasa potret kebanyakan perkawinan masa kini. Selain pasangan suami istri sibuk mengejar karier, acara gaul pun bisa dilakukan secara terpisah, tidak bersama-sama.
Positifnya, menurut buku It Takes Only One to Stop The Tango karya Ira Petranto, keduanya menjadi lebih mandiri. Namun, jika acara terpisah ini terjadi terlalu sering, takutnya lama-kelamaan jarak pemisah antara suami istri semakin melebar. Ujung-ujungnya, hubungan bisa menjadi tak sehangat layaknya di awal perkawinan. Lantas, bagaimana agar kemesraan tidak cepat berlalu?
Minimnya waktu komunikasi memang merupakan masalah paling krusial yang terjadi pada pasangan sibuk. Biasanya, ketika sama-sama baru pulang dari kantor pada malam hari dalam keadaan kelelahan, lalu kapan ngobrol-nya?
Maksimalkan waktu luang
Saat bersiap-siap ke kantor, Anda bisa mengajak suami membahas sesuatu, atau yang lebih baik lagi adalah memaksimalkan waktu di akhir pekan, saat aktivitas tak sepadat hari kerja. Jika di malam kerja Anda sudah kongkow bareng teman-teman, diusahakan di akhir pekan jangan lakukan hal yang sama. Boleh clubbing di akhir pekan, tapi kali ini ajak suami, dong. Pokoknya, jadikan hubungan Anda dan suami sebagai prioritas utama.
Suami nomor satu, anak nomor dua
Bila ingin membangun keluarga sehat, prioritaskan suami, baru kemudian anak-anak. Karena jika terlalu fokus pada masalah anak, akibatnya kebanyakan suami istri jadi lupa pada pasangan. Akhirnya, setiap kali pulang kerja, yang dicari justru anak-anak, dan seperti ‘melarikan diri’ dari pasangan. Karena itu, Anda butuh waktu berdua, bukan terus-menerus menjadi ‘ibu’ dan ‘ayah’, tapi sesekali sebagai layaknya sepasang kekasih .
Lima menit berkualitas
Jadi, kapan pun Anda merasa ada waktu berdua bersama suami, gunakan sebaik-baiknya. Meski hanya lima menit, Anda bisa melontarkan lelucon yang bisa membuat Anda berdua tertawa. Atau, sekedar mengungkapkan apa yang dirasakan. Misalnya, sedang stres di kantor. Yang penting, Anda dan suami merasa sama-sama nyaman saat menghabiskan waktu singkat ini.
Bermanja-manja tetap perlu
Kendati Anda mandiri, bukan berarti Anda tidak bisa bermanja-manja pada suami. Jika merasa butuh suami, ungkapkan langsung. Buang jauh-jauh rasa gengsi! Sesekali minta dijemput di kantor boleh, lho! Misalnya, “Jalanan lagi macet banget, nih, Yang. Jemput aku, dong.” Setelah itu, ucapan terima kasih tak perlu lewat kata-kata, tapi dengan senyuman atau tatapan mata penuh cinta saja sudah bisa membuat hatinya ‘terbang’ ke langit ke tujuh. Alhasil, kebutuhan emosional Anda berdua juga terpenuhi.
Pilih-pilih topik pembicaraan
Meski tidak banyak waktu luang berdua, ada baiknya jangan dihabiskan untuk bertengkar. Mulai sekarang, setiap kali Anda merasa ada uneg-uneg, merenunglah selama semenit dan bertanya pada diri sendiri, seberapa penting masalah yang akan dibicarakan? Layakkah jika diperdebatkan? Apakah keuntungan yang didapat lebih banyak apabila masalah diobrolkan atau justru dilepaskan saja?